Selasa 06 Apr 2021 15:09 WIB

Didiskualifikasi Karena Hijab, Muslimah Ini Buat Perubahan

Noor Abukarum berusaha mengubah aturan agar muslimah bisa bersaing dengan pakai hijab

Ilustrasi Hijab
Foto: Foto : MgRol100
Ilustrasi Hijab

IHRAM.CO.ID, COLUMBUS – Remaja Muslimah, Noor Abukarum (17 tahun) yang didiskualifikasi dari lomba lari sekolah dari Ohio, Amerika Serikat menolak untuk menerima status-quo. Saat ini dia bekerja untuk mengubah aturan dan mengizinkan Muslimah dapat bersaing sambil mengenakan hijab.

“Muslimah juga bisa bersaing di ajang kompetisi atletik,” kata Noor.

Noor didiskualifikasi pada Oktober 2019 lalu karena mengenakan hijab. Beberapa hari setelah balapan, dia meminta pelatihnya untuk memberi keringanan agar bisa ikut dalam kompetisi lari.

“Saya sangat kaget karena itu menunjukkan sikap pelatih yang tidak mendukung,” ujar dia.

Dia mulai bekerja dan bermitra dengan Senator Ohio Theresa Gavarone untuk merancang SB 288 negara bagian Ohio yang melarang sekolah dan organisasi antarsekolah hak untuk mengenakan pakaian keagamaan. Itu disahkan dengan suara bulat pada 24 Juni 2020.

Tak hanya itu, dia juga mengorganisir kampanye Let Noor Run Virtual 5K untuk mengumpulkan uang bagi House of Innovation, sebuah komunitas bertujuan mempromosikan keragaman dan inklusi di semua bidang.

Hijab yang disumbangkan melalui 5k akan diberikan kembali ke sekolah-sekolah di dalam kota Toledo bekerja sama dengan departemen ekuitas, keragaman, dan inklusi Sekolah Umum Toledo.

“Saya sebagai atlet berhijab diberi tank top dan celana pendek dalam perlombaan lari. Ini benar-benar bodoh karena saya tidak bisa memakainya. Saya harus mendapatkan legging, kemeja lengan panjang, dan hijab olahraga untuk dipakai,” ucap dia.

Lebih lanjut, Noor menekankan misi yang sedang dilakukan untuk memberikan akses hijab bagi para Muslimah di sistem sekolah. Di seluruh dunia, para Muslimah menentang batasan budaya dan stereotip untuk bersaing dan unggul di tingkat olahraga, seperti sepak bola, anggar, angkat besi, bola basket, hoki es, dan lain-lain.

Dilansir About Islam, Selasa (6/4), pada 2016, 14 wanita Muslim meraih medali di Olimpiade Rio, termasuk pemain anggar Amerika Ibtihaj Muhammad. Dia adalah Muslimah pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium.

Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap Muslimah yang berhijab. Misal, dalam judo yang melarang judoka Indonesia Miftahul Jannah Oktober lalu dari Asian Para Games ketika dia menolak melepas jilbabnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement