Selasa 06 Apr 2021 08:40 WIB

Korban Siklon Tropis Seroja, 128 Warga NTT Meninggal

BNPB juga mencatat lebih dari 8.000 warga setempat mengungsi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Suasana di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilanda cuaca ekstrem.
Foto: Istimewa
Suasana di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dilanda cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Senin (5/4) pukul 23.00 WIB, jumlah warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal dunia karena bencana banjir dan longsor mencapai 128 orang. Bencana banjir dan longsor itu merupakan dampak siklon tropis Seroja.

BNPB juga mencatat lebih dari 8.000 warga setempat mengungsi. ”Sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (6/4).

Baca Juga

Ia mengatakan, pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. 

Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 keluarga) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 keluarga), Sumba Barat 284 (63 keluarga), dan Flores Timur 256 keluarga. 

BNPB mencatat, siklon tropis ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor. "Total warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," katanya.

Baca juga : Diperintah KSAD, Mayjen Maruli Simanjuntak Tangani Banjir

Sementara itu, dia melanjutkan, total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21. Ia menambahkan, bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak. 

Rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut:

Kota Kupang

- 10 unit rumah RS

- 657 unit rumah terdampak

Kabupaten Flores Timur

- 82 unit rumah RB

- 34 unit rumah RR

- 97 unit rumah terdampak

- 8 unit fasum RB

Kabupaten Malaka

- 1.154 unit rumah terdampak

- 65 fasum terdampak

Kabupaten Ngada

- 4 unit rumah RB

- 2 unit rumah RS

- 1 fasum terdampak

Kabupaten Sumba Barat

- 54 unit rumah terdampak

Kabupaten Sumba Timur

- Tujuh fasum terdampak

Kabupaten Rote Ndao

- 12 unit rumah RB

Kabupaten Alor

- 21 unit rumah RB

- 106 unit rumah RS

- 6 fasum RB

- 1 fasum RR

- 11 fasum terdampak

"Terkait pascakejadian, BPBD kabupaten dan kota dibantu dengan multipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir," ujarnya.

Tak hanya itu, ia menambahkan, kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement