Sabtu 03 Apr 2021 17:10 WIB

Tiga Perubahan Global yang Perlu Diantisipasi Pendidikan

Pendidikan perlu mempersiapkan siswa agar siap menghadapi masa depan. 

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Pengembangan Kurikulum Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Yogi Anggraena mengatakan, pendidikan perlu mempersiapkan siswa agar siap menghadapi masa depan. Setidaknya, ada tiga perubahan global yang perlu diantisipasi dalam pendidikan.

Perubahan pertama adalah terkait teknologi. Saat ini, perkembangan teknologi khususnya di Indonesia masih terbatas. Namun, perlahan pendidikan Indonesia terbiasa menggunakan teknologi.

Dia menjelaskan, di dalam perkembangan teknologi terdapat penerapan otomatisasi, AI, dan big data hampir di semua sektor. "Ini tentunya perlu diberikan. Kecakapan ini haru kita siapkan pada siswa-siswa kita agar nanti bisa siap dalam hal teknologi," kata Yogi, dalam webinar Computational Thinking & Kecakapan Hidup Sebagai Kecakapan Penting Abad 21, Sabtu (3/4).

Perubahan selanjutnya adalah dalam bidang sosiokultural, yang berkaitan dengan perubahan demografi dan sosioekonomi. Beberapa hal yang berubah adalah meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya migrasi serta urbanisasi.

Selain itu, perubahan lainnya terkait dengan lingkungan. Bahan bakar fosil yang semakin menipis, krisis air, dan perubahan iklim harus ditanamkan dalam pendidikan Indonesia dan perlu diantisipasi. 

"Harus kita latih kepada siswa-siswa kita agar dia bisa hidup dan survive pada zamannya," kata dia lagi.

Lebih lanjut, berkaitan dengan pekerjaan dan keterampilan World Economic Forum Future of Jobs Report menjelaskan, setidaknya 50 persen tenaga kerja di dunia perlu diperbarui kemampuannya. Yogi mengatakan, hal ini berarti jumlah yang sangat besar harus ditambah kemampuannya.

Terkait hal ini, Indonesia perlu menyiapkan siswa-siswinya untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kebutuhan masa depan. Kebutuhan tersebut antara lain adalah memecahkan masalah, penggunaan teknologi, kolaborasi, dan manajemen.

"Karena ke depan ini akan menjadi perhatian kita. Jangan sampai siswa-siswa kita nanti ketika berkecimpung di dunia kerja dia belum siap dengan kemampuannya," kata Yogi menegaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement