Rabu 31 Mar 2021 13:40 WIB

Kata Ahli Geofisika Soal Makam Menggelembung di Pariaman

Ahli geofisika meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis.

Ahli geologi mengambil foto tumpukan tanah makam yang meninggi di Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (29/3/2021). Pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan penelitian terhadap fenomena tumpukan atau pengelembungan tanah makam yang meninggi tersebut.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Ahli geologi mengambil foto tumpukan tanah makam yang meninggi di Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (29/3/2021). Pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan penelitian terhadap fenomena tumpukan atau pengelembungan tanah makam yang meninggi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ahli Geofisika Universitas Andalas (Unand) Padang Badrul Mustafa mengatakan penyelidikan secara geologi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab menggelembungnya tanah kuburan di Nagari Sungai Asam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ada beberapa hal yang menurutnya bisa diperhatikan.

"Pertama harus dipastikan dulu meningginya tanah kuburan bukan ditimbun oleh manusia, sebab jika itu disengaja akan mudah dijumpai tanda-tandanya," kata Badrul Mustafa di Padang, Rabu (31/3).

Selanjutnya, kata Badrul, harus dilakukan penyelidikan secara geologi dengan cara digali satu lubang untuk menyelidiki jenis kandungan tanah tersebut. "Bisa saja ada kemungkinan gas, karena masanya rapat sementara bumi semakin ke bawah kian berat, tentu yang ringan akan naik ke atas melalui rekahan," ujarnya.

Terkait adanya kemungkinan rekahan karena gempa, ia memastikan daerah tersebut bukan dilalui oleh patahan gempa bumi. Selain itu, katanya, juga dapat dilakukan penyelidikan geofisika lewat metode geolistrik dengan peralatan tanpa melakukan pengeboran.

Ia juga meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis, karena bisa dijelaskan dengan penelitian dan ilmu pengetahuan penyebabnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement