Selasa 30 Mar 2021 10:34 WIB

Muak dengan Rasialisme, Bale Pertimbangkan Boikot Medsos

Dua rekan Bale mendapatkan serangan rasialisme.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Harry Wilson dari Wales (tengah) merayakan dengan rekan setimnya Gareth Bale (Kiri) setelah mencetak gol 0-1 selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Belgia dan Wales di Leuven, Belgia, 25 Maret 2021.
Foto: EPA-EFE/STEPHANIE LECOCQ
Harry Wilson dari Wales (tengah) merayakan dengan rekan setimnya Gareth Bale (Kiri) setelah mencetak gol 0-1 selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Belgia dan Wales di Leuven, Belgia, 25 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, CARDIFF CITY -- Winger timnas Wales, Gareth Bale, mempertimbangkan untuk tidak lagi menggunakan berbagai platform media sosial menyusul pelecehan bernada rasialis yang diterima dua rekan setimnya di timnas, Rabbi Matondo dan Ben Cabango. Dua penggawa timnas Wales itu mendapatkan pelecehan dan hinaan bernada rasialis di akun media sosial masing-masing, akhir pekan lalu. 

Pelecehaan dan hinaan bernada rasialis ini diterima Matondo dan Cabango usai memperkuat Wales menghadapi Meksiko di laga persahabatan, akhir pekan lalu. Dalam laga yang digelar di Stadion Cardiff City itu, Wales menang tipis, 1-0, lewat gol semata wayang Kieffer Moore pada menit ke-11. 

Sayangnya, beberapa jam pascalaga, Matondo dan Cabango, yang merupakan dua pemain berkulit hitam di timnas Wales, mendapatkan pelecehan bernada rasialis di akun media sosialnya. Kasus ini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian Wales Selatan. 

Bale pun mempertimbangkan untuk ikut memboikot penggunaan platform media sosial. Ini menjadi desakan kepada perusahaan penyedia platform media sosial untuk ikut memberantas ujaran kebencian berbasis ras tertentu di media sosial. 

''Jika hampir semua orang melakukan hal yang sama dalam waktu bersamaan, tidak hanya satu atau dua orang, maka saya siap melakukannya. Apabila ini merupakan bagian kampanye atau pernyataan sikap dari sosok-sosok berpengaruh di dunia olahraga atau di bidang lain terhadap isu ini, maka kampanye ini bisa berjalan sukes. Jika hal itu yang diinginkan, maka saya akan ikut ambil bagian,'' tutur Bale seperti dilansir Sky Sports, Selasa (30/3). 

Sebelumnya, legenda timnas Prancis dan Arsenal, Thierry Henry, menyatakan akan memboikot dan tidak lagi menggunakan berbagai platform media sosial. Langkah ini diambil Henry lantaran menganggap ujaran kebencian berbasis ras di media sosial sudah terlalu berlebihan. Pun tidak adanya langkah yang diambil oleh perusahaan penyedia platform media sosial untuk ikut memberantas pelecehan bernada rasialis. 

Bale pun menilai, perusahaan penyedia platform media sosial harus melakukan langkah-langkah nyata dalam upaya mencegah terjadinya ujaran kebencian berbasis ras di platform media sosial. Perusahaan penyedia platform media sosial, tutur winger Real Madrid, itu bisa melakukan pelacakan terkait akun-akun yang kerap melakukan pelecehan bernada rasialis. 

Tidak hanya itu, Bale juga menilai, perlu ada akuntabilitas terhadap akun-akun tersebut, termasuk dengan adanya syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi saat membuat akun di sebuah platform media sosial seperti menyertakan paspor ataupun keterangan identitas lainnya. 

''Sangat tidak menyenangkan begitu bangun pada akhir pekan pagi, Anda membaca komentar atau pesan seperti itu. Ben, Rabbi, ataupun pemain lain tentu sudah tahu, kami akan membantu mereka. Ini sangat mengecewakan. Rasanya, perlu ada perubahan dari sisi perusahaan penyedia media sosial. Untuk bisa mendapatkan sebuah akun, Anda seharusnya menyertakan pula paspor. Saya rasa, hal itu bisa menghentikan orang melakukan pelecehan bernada rasial, karena begitu Anda melakukannya, maka mereka bisa melacak dan menutup akun Anda,'' kata Bale.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement