Sabtu 27 Mar 2021 14:55 WIB

Dosen Nusa Mandiri Ikuti Program Kampus Mengajar

Ia mengajar di sekolah di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar)  Cilincing.

Dosen STMIK Nusa Mandiri terpilih sebagai salah satu dosen pembimbing program Kampus Mengajar.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Dosen STMIK Nusa Mandiri terpilih sebagai salah satu dosen pembimbing program Kampus Mengajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peningkatan transformasi pendidikan selama pandemi membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan kebijakan Kampus Merdeka. Salah satunya yakni Program Kampus Mengajar 2021. Program ini menjadi solusi untuk sekolah yang terkena dampak pandemi. Caranya adalah dengan melibatkan mahasiswa sebagai tenaga pengajar dalam membantu guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran daring maupun luring. 

Siti Masturoh, dosen STMIK Nusa Mandiri berhasil terpilih menjadi dosen pembimbing dalam program Kampus Mengajar. Bertempat di SDS Bambu Kuning, Kelurahan Margunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Siti beserta mahasiswa lainnya yang terdiri dari Youni Enggrita (Universitas Pendidikan Indonesia), Devi Nuraliah (Universitas Yarsi), Fina Fianty (Universitas Indraprasta PGRI), dan Budi Santoso (Unversitas Bhayangkara Jakarta Raya) melakukan kegiatan mengajar, pada Senin (22/3).

“Kampus Mengajar ini merupakan komitmen pemerintah untuk berkolaborasi dengan mahasiswa dalam aksi berbakti untuk negeri melalui sekolah di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang terdampak pandemi Covid-19. Saya sangat bersyukur bisa terpilih menjadi dosen pembimbing yang terlibat dalam kegiatan kampus mengajar ini bersama mahasiswa dari universitas lainnya,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (26/3). 

Siti mengatakan bahwa selama kegiatan Kampus Mengajar terdapat beberapa tantangan, salah satunya saat pembelajaran daring melalui google meet banyak siswa yang mengalami kendala. Sehingga , yang hadir mengikuti pembelajaran daring hanya sebagian siswa saja. 

“Tim kami berkesempatan mengajar siswa kelas 1 SD.  Kendala yang dialami yakni dari jumlah 16 siswa hanya 6 sampai 7 saja siswa yang bisa hadir. Selebihnya beralasan, sakit, pergi ataupun tidak merespons. Umumnya, anak-anak sangat menyukai pembelajaran secara luring ketimbang daring, karena mereka dapat bertemu temannya. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi kami untuk segera mencari solusi agar anak-anak mau belajar dalam sistem daring,” ungkapnya. 

Ia mengaku sangat mendukung sekali program Kampus Mengajar ini. Selain memberikan peluang kepada mahasiswa dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki, kegiatan ini juga membantu sekolah di wilayah 3T. 

“Program ini sangat membantu kepala sekolah dan guru sekolah dasar di seluruh Indonesia terutama wilayah 3T yang ikut terkena imbasnya pandemi  Covid-19.  Program ini  memberdayakan mahasiswa untuk membantu permasalahan dunia pendidikan pada jenjang sekolah dasar,” imbuh Siti. 

Ia berharap agar program Kampus Mengajar ini tetap berjalan hingga meratanya pendidikan di Indonesia. Selain itu, target pencapaian tiga pokok utama yakni pembelajaran literasi-numerasi, adaptasi teknologi, dan administrasi sekolah dapat tercapai dengan baik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement