Kamis 25 Mar 2021 20:23 WIB

Filipina Tambah Armada Kapal Militer di Laut China Selatan

Filipina ingin usir kapal China di wilayah Laut China Selatan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Suasana Laut China Selatan (ilustrasi)
Foto: Anadolu Agency
Suasana Laut China Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina mengerahkan lebih banyak kapal angkatan laut untuk melakukan "patroli kedaulatan" di Laut China Selatan. Pengerahan kapal ini bertujuan untuk mengusir kapal-kapal China yang berada di wilayah Whitsun Reef.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana telah meminta sekitar 200 kapal milisi China untuk segera meninggalkan Whitsun Reef, yang merupakan wilayah karang dangkal sekitar 175 mil laut (324 kilometer) di sebelah barat kota Bataraza di provinsi Palawan, Filipina barat. China mengabaikan seruan tersebut, dan bersikeras bahwa mereka memiliki wilayah lepas pantai. China mengatakan, kapal-kapal itu sedang berlabuh untuk menghindari gelombang laut yang ganas.

Baca Juga

Panglima militer Cirilito Sobejana memerintahkan pengerahan tambahan kapal angkatan laut untuk memperkuat "patroli kedaulatan maritim" negara di Laut China Selatan yang disengketakan. Namun, tidak disebutkan seberapa dekat kapal-kapal angkatan laut Filipina akan bermanuver dari kapal-kapal China. 

“Dengan meningkatnya kehadiran angkatan laut di daerah tersebut, kami berusaha untuk meyakinkan rakyat kami dari komitmen yang kuat dan teguh dari Angkatan Bersenjata Filipina untuk melindungi dan membela mereka dari pelecehan, dan memastikan bahwa mereka dapat menikmati hak-hak mereka atas daerah penangkapan ikan yang kaya di negara itu", ujar Juru bicara militer Edgard Arevalo.

Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Selasa (23/3) bahwa mereka mendukung Filipina dan menuduh China menggunakan "milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam negara lain, yang merusak perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut". 

Filipina telah mengajukan protes diplomatik, tetapi China bersikeras bahwa mereka memiliki terumbu karang, yang mereka sebut Niue Jiao. Filipina mengatakan kapal-kapal China berkumpul di daerah itu untuk menghindari air yang deras. Namun, AS mengatakan, "kapal-kapal China telah berlabuh di daerah ini selama berbulan-bulan dengan jumlah yang terus meningkat, terlepas dari cuacanya".

"Setiap spekulasi semacam itu tidak membantu apa-apa selain menyebabkan gangguan yang tidak perlu," kata Kedutaan Besar China, Senin (22/3).

Greg Poling dari Asia Maritime Transparency Initiative mengatakan jumlah kapal penangkap ikan dan milisi China yang mengunjungi Whitsun Reef di tepi timur laut Union Banks semakin bertambah. China memiliki dua pangkalan di wilayah itu. Sementara Vietnam, yang juga mengklaim wilayah tersebut, memiliki empat pangkalan.

“Penempatan di Whitsun Reef bukanlah hal baru, tetapi jumlahnya terus meningkat,” kata Poling kepada The Associated Press.

Pemerintah Filipina mengatakan bahwa Whitsun Reef berada dalam zona ekonomi eksklusif yang diakui secara internasional, di mana negara itu "menikmati hak eksklusif untuk mengeksploitasi atau melestarikan sumber daya apa pun". 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement