Selasa 23 Mar 2021 15:30 WIB

Literasi Rendah Miliki Banyak Konsekuensi

Masyarakat yang berpengetahuan disebut bakal meningkatkan produktivitas.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Agama Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami mengatakan literasi merupakan salah satu agenda strategis pembangunan kebudayaan dan sumber daya manusia. Membangun kebudayaan dan SDM merupakan salah satu langkah untuk membentuk masyarakat yang produktif.

"Jadi ada hubungan yang sangat erat antara pendidikan, literasi, dan kebudayaan. Persinggungan yang sangat nyata dan ketiga-tiganya akan melahirkan knowledge society, masyarakat yang berpengetahuan itu akan meningkatkan produktivitas," kata Amich, dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021, Selasa (23/3).

Ia menyebut, tingkat literasi masyarakat yang rendah akan memiliki banyak konsekuensi. Beberapa hal yang akan memberi dampak negatif pada masyarakat antara lain adalah biaya pendidikan menjadi lebih mahal.

Amich mengatakan, biaya pendidikan menjadi lebih mahal ketika literasi rendah karena harus ada usaha lain yang ditempuh dalam pendidikan. Biayanya akan lebih rendah jika sejak awal dibentuk fondasi literasi yang kokoh sejak dini.

Selain itu, akan ada konsekuensi terhadap pekerjaan. "Literasi yang rendah tidak akan produktif. Literasi rendah selain tidak produktif dia tidak akan mendapat pendataan yang baik pula," kata dia lagi.

Literasi yang rendah juga akan membuat biaya kesehatan lebih mahal. Hal ini bisa terjadi karena di dalam literasi yang rendah , masyarakat akan sulit mendapatkan informasi tentang gizi, nutrisi, dan lainnya.

"Atau juga peningkatan kriminalitas. Maka, menjadi sangat penting dan betul-betul menjadi agenda kita bersama untuk membangun literasi masyarakat yang baik," kata Amich menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement