Selasa 23 Mar 2021 08:16 WIB

Tertekan Kenaikan Wall Street, Harga Emas Tergerus

Investor berburu dolar sebab keputusan Turki yang mengganti kepala bank sentral.

Emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (22/3), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut. Kenaikan Wall Street memperburuk daya tarik emas.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (22/3), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut. Kenaikan Wall Street memperburuk daya tarik emas.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (22/3), setelah mencatat kenaikan dua hari berturut-turut. Kenaikan Wall Street memperburuk daya tarik emas, meski penurunan lebih lanjut dibatasi oleh melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergerus 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi ditutup pada 1.738,10 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (19/3), emas berjangka terangkat 9,2 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.741,70 dolar AS.

"Emas seharusnya lebih tinggi namun itu tidak. Itu benar-benar menunjukkan pasar yang lemah jika korelasi normal (seperti dolar yang lebih lemah) tidak bertahan," kata David Madden, analis di CMC Markets Inggris, menambahkan emas bisa tergelincir lebih jauh jika dolar dan imbal hasil menguat.

Emas merosot selama sesi karena investor berbondong-bondong ke dolar dan obligasi pemerintah, dihantui oleh keputusan Turki untuk mengganti kepala bank sentralnya dengan kritik terhadap suku bunga tinggi.

"Jika warga (Turki) khawatir bahwa lira lemah, mereka akan membeli dolar AS atau emas, tetapi di sinilah ketakutan datang, bahwa kontrol modal akan menghentikan uang masuk ke negara itu. Ini menjadi sulit bagi orang-orang mendapatkan dolar, dan sebagai gantinya emas, dalam beberapa minggu ke depan," kata Madden dari CMC.

Keuntungan di Wall Street juga menekan emas. Namun demikian, dolar yang lebih lemah membatasi kejatuhan emas.

"Para pedagang ingin melihat emas di atas 1.750 dolar AS dan bertahan di sana sebelum Anda mulai melihat uang baru masuk ke perdagangan ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior, RJO Futures, menambahkan kebijakan suku bunga rendah Federal Reserve AS dapat meningkatkan harga hingga akhir tahun.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 55,2 sen atau 2,1 persen menjadi ditutup pada 25,769 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April jatuh 16,1 dolar AS atau 1,34 persen menjadi menetap di 1.184 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement