Senin 22 Mar 2021 04:55 WIB

UMM Bentuk Karakter Mahasiswa Tangguh Lewat Bela Negara

UMM menggelar diklat Bela Negara yang dilaksanakan selama 10 hari

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Kampus Universitas Muhammadiyah Malang
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Kampus Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Diklat Bela Negara bagi mahasiswa baru di Dodikjur Rindam V Brawijaya, Malang, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang diselenggarakan selama 10 hari ini ditunjukkan untuk membentuk mahasiswa yang tangguh dan siap menghadapi tantangan zaman.

Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Wakidi kegiatan Diklat Bela Negara bertujuan membentuk para peserta untuk memiliki karakter yang tangguh. Selain itu juga mampu menjadi patriot pejuang pangan yang bisa menghadapi tantangan zaman, bebas dari narkoba dan saling bekerja sama. “Semua hal yang didapat dari pelatihan ini nantinya akan bermuara pada satu, yakni kebermanfaatan bagi NKRI,” katanya dalam rilis yang diterima Republika, Ahad (21/3).

Wakidi mengingatkan para peserta bahwa UMM kini telah menjadi perguruan tinggi Islam nomor satu terbaik di dunia. Oleh sebab itu, sudah seyogyanya para mahasiswa untuk selalu berdisiplin dan menjaga perilaku. Selain itu, juga terus berinovasi dan mengemban amanah dengan sebaik mungkin. 

Para mahasiswa UMM juga diharapkan tidak melupakan pesan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK) pada pembukaan Student Day lalu. Mahasiswa sudah seharusnya menyiapkan diri sejak dini. Selalu berusaha memiliki kemampuan critical thinking, creative, communication dan confidence.

Ia juga berharap agar semua yang mahasiswa dapat dari diklat ini mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga bisa menjadi bekal menyelesaikan studi. "Serta menjadi bekal hidup untuk memberikan solusi masalah kebangsaan," kata dia.

Sementara itu, Dekan FPP UMM, David Hermawan menjelaskan, mental yang tangguh sangat dibutuhkan di era yang cepat berubah seperti sekarang. Kemudian dilengkapi dengan bekal spritual agar tidak terjembab di keburukan seperti narkoba dan pergaulan bebas. 

Menurut David, cerdas dan tangguh saja tidak cukup untuk dimiliki mahasiswa. Mereka juga perlu meningkatkan akhlak yang mulia dari pribadi masing-masing.

Pada dasarnya, kata David, agenda diklat Bela Negara berangkat dari filosofi salat tahajud. "Ketika yang lain berdiam diri dan tidur di tengah pandemi, mahasiswa baru FPP bangun dan mengikuti diklat Bela Negara selama sepuluh hari," jelasnya.

David memastikan kegiatan diklat diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dia menegaskan, UMM tidak akan mengorbankan keamanan dan kesehatan teman-teman mahasiswa baru. Dalam hal ini termasuk semua pihak yang terlibat di kegiatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement