Ahad 21 Mar 2021 21:37 WIB

Sepeda Nonlipat Bisa Masuk MRT, Ini Tanggapan Warga

Rencananya PT MRT akan mengizinkan sepeda nonlipat masuk dalam kereta pada 24 Maret.

Rep: Flori Sidebang / Red: Bayu Hermawan
Warga melintas disamping sepeda yang terparkir di Parkir Sepeda Stasiun MRT Cipete Raya, Jakarta, Senin (21/10).
Foto: Republika/Prayogi
Warga melintas disamping sepeda yang terparkir di Parkir Sepeda Stasiun MRT Cipete Raya, Jakarta, Senin (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta (Perseroda) tengah menyusun kebijakan sepeda nonlipat diperbolehkan masuk ke dalam kereta. Tujuannya, untuk memfasilitasi dan mendukung gerakan bersepeda di Provinsi DKI Jakarta. 

Sebelumnya, hanya jenis sepeda lipat saja yang diizinkan masuk ke gerbong kereta MRT. Namun, rencananya, sepeda nonlipat pun bakal mendapatkan perlakuan yang sama mulai tanggal 24 Maret 2021.

Baca Juga

Kebijakan itu akan mulai diluncurkan di tiga stasiun, yakni Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, dan Bundaran HI. Adapun ketentuan sepeda nonlipat yang diizinkan masuk MRT adalah sepeda reguler dengan dimensi tidak melewati 200 cm x 55 cm x 120 cm dengan lebar ban maksimal 15 cm.

Sementara itu, sepeda tandem atau sepeda dengan dimensi melebihi ketentuan tersebut tidak diizinkan masuk kereta. Kemudian, untuk menghindari terjadinya penumpukan penumpang, MRT Jakarta menerapkan jam ketersediaan akses sepeda nonlipat, yakni Senin - Jumat di luar jam sibuk pukul 07.00 WIB-09.00 WIB dan pukul 17.00 WIB-19.00 WIB. Sedangkan, Sabtu - Ahad mengikuti jam operasional MRT.

Wacana ini pun mendapatkan respons yang beragam dari masyarakat. Ada yang mendukung, tapi adapula yang menilai kebijakan itu kurang tepat.  Muhammad Syadham (26 tahun) mengaku menyambut baik terkait rencana sepeda nonlipat diperbolehkan masuk ke MRT. 

Laki-laki yang rutin bersepeda saat akhir pekan ini menyebut, dengan adanya kebijakan tersebut dapat mempermudah mobilitas pesepeda, khususnya yang menggunakan sepeda nonlipat, seperti dirinya. 

"Untuk pesepada nonlipat ada baiknya mereka bisa mobilitas lebih mudah lagi naik transportasi MRT," kata Syadham saat ditemui di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI), Ahad (21/3).

Hal senada juga disampaikan oleh Lucy Anduri (28). Menurut Lucy, saat ini semakin banyak masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai akomodasi untuk kegiatan sehari-hari, seperti bekerja ke kantor. 

Namun, sebagai seorang pesepeda sekaligus penumpang MRT, Lucy berharap agar para pesepeda pun nantinya bakal dapat mematuhi aturan yang berlaku dan menghormati penumpang MRT lainnya.  "Aku enggak setuju kalau yang bawa sepeda justru bersikap arogan, enggak ikutin peraturan dari MRT," ujarnya.

Oleh karena itu, ia pun berharap agar pihak MRT menyiapkan aturan dan sanksi yang tegas bagi para pesepeda yang melanggar. Sehingga fasilitas yang ada di gerbong kereta maupun stasiun tidak rusak karena pesepeda diizinkan masuk.

Sementara itu, seorang penumpang MRT bernama Maria Glenda (29) mengatakan, dirinya kurang setuju dengan rencana kebijakan tersebut. Ia menilai, jika penumpang yang membawa sepeda nonlipat diizinkan masuk justru akan mengganggu para penumpang lainnya yang tidak membawa sepeda. 

"Apalagi kalau semua (keadaan) sudah normal, malah bikin menuh-menuhin tempat kalau sepeda nonlipat masuk MRT. Kecuali ada peraturan jam-jam tertentu atau hari yang ditentukan untuk sepeda non lipat dapat masuk ke MRT, itu lebih baik," kata dia lagi.

Seorang pesepeda lainnya, Nur Soleh (25) mengaku, tidak setuju jika sepeda nonlipat diperbolehkan masuk ke MRT. Sebab, kata dia, perlu ada gambaran yang jelas mengenai kebijakan tersebut. 

"Kurang setuju sih. Kalau sepeda nonlipat masuk MRT itu bagaimana? Apakah gerbongnya dipisah, atau campur dengan penumpang yang lain. Apalagi masih pandemi covid gini. Jadinya kan harus ada ruang yang lebih luas supaya orang bisa saling jaga jarak," ucap Nur.

Menurut Nur, teknis dan fasilitas bagi para penumpang MRT yang membawa sepeda nonlipat harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan mengganggu mobilitas para penumpang MRT yang lainnya. 

"Jangan sampai penumpang MRT yang enggak bawa sepeda nanti malah terganggu dengan kebijakan ini," tutur laki-laki yang juga gemar bersepeda itu. 

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejumlah rambu bagi para pesepeda yang hendak menaiki MRT sudah terpasang. Salah satunya di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI). Rambu itu memiliki warna dasar biru muda dengan gambar sepeda. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P Sabandar menjelaskan, inisiatif tersebut rencananya diimplementasikan bertepatan dua tahun MRT Jakarta melayani masyarakat sejak diluncurkan pada 24 Maret 2019 oleh Presiden Joko Widodo. William mengatakan, selama ini MRT Jakarta hanya memperbolehkan sepeda lipat (folded bike) untuk bisa masuk ke dalam kereta. 

Dia menyebut, perusahaan juga akan menyiapkan fasilitas bagi sepeda nonlipat. "Nantinya akan ada gerbong khusus yang akan kita peruntukan. Ini sedang kita godok konsepnya. Dengan inisiatif ini, Jakarta akan semakin ramah bukan hanya pada pejalan kaki, melainkan juga para pesepeda," ujar William dalam diskusi virtual, Rabu (17/3).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement