Kamis 18 Mar 2021 09:40 WIB

Korsel dan AS Selesaikan Latihan Gabungan di Tengah Pandemi

Pandemi Covid dan proses perundingan dengan Korut membuat skala latihan lebih kecil.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Latihan gabungan AS-Korsel
Latihan gabungan AS-Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan latihan militer gabungan yang digelar selama sembilan hari. Pemerintah Korsel mengatakan pandemi virus Corona dan proses perundingan dengan Korea Utara (Korut) membuat skala latihan kali ini lebih kecil dibandingkan latihan gabungan sebelumnya.

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel (JCS) mengatakan Latihan Pos Komando Gabungan (CCPT) ini dilakukan melalui simulasi komputer. Jumlah pasukan yang terlibat jauh lebih sedikit dibandingkan latihan gabungan sebelumnya yang digelar di luar ruangan.  

Baca Juga

"Kami menyelesaikan latihan hari ini, kami memastikan keamanan pasukan kami, kami telah menegakkan langkah anti-virus dengan ketat dan latihan terlaksana tanpa hambatan," kata pejabat militer Korsel seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Kamis (18/3).

Pada Rabu (17/3) kemarin Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan latihan gabungan ini berjalan dengan 'sukses'. Sementara pejabat Kementerian Pertahanan Korsel mengungkapkan, Menteri Pertahanan Suh Wook membagikan hasil latihan dalam pertemuan mereka di Seoul.

Sejak AS menggelar perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea 2019 lalu latihan gabungan AS dan Korsel tidak lagi digelar di luar ruangan. Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan berbeda dari sebelumnya latihan di luar ruangan tidak lagi digelar dalam satu periode tertentu tapi dilakukan sepanjang tahun.

Tahun lalu karena pandemi virus Corona Korsel dan AS membatalkan latihan gabungan musim semi. Mereka hanya latihan musim panas pun digelar dengan berbagai ketentuan.

Meskipun Seoul dan Washington mengatakan latihan itu hanya latihan rutin dan bersifat defensif tetapi Korea Utara tetap mengecamnya. Adik Pemimpin Korut Kim Jong-un, yakni Kim Yo-jong mengancam akan membatalkan pakta militer antar-kedua negara Korea dan memutus dialog dengan Korsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement