Rabu 17 Mar 2021 16:42 WIB

Sekolah di Salatiga Antusias Sambut Rencana Pelaksanaan PTM

Para tenaga pengajar pun sudah tak sabar untuk melaksanaan PTM di sekolahnya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Kegiatan belajar mengajar tatap muka (ilustrasi).
Foto: dok humas pemkab Pangandaran
Kegiatan belajar mengajar tatap muka (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Sejumlah SMA dan SMK di wilayah Kota Salatiga, Jawa Tengah antusias menyambut rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Tak hanya para siswa, para tenaga pengajar (guru) pun sudah tak sabar untuk melaksanaan PTM di sekolahnya.

Setidaknya, ini terungkap dari lawatan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo guna memastikan untuk melihat kesiapan sejumlah satuan pendidikan di Kota Salatiga untuk pelaksanaan PTM, Rabu (17/3).

Seperti yang disampaikan oleh Kepala SMKN 1 Salatiga, Sriyanto kepada gubernur. Sekolahnya sudah siap untuk melaksanakan PTM, kendati pandemi Covid-19 belum sepenuhnya terkendali di Kota Salatiga.

Tak hanya terkait dengan sarana dan prasaran penunjang protokol kesehatan, seperti hand sanitizer, penyiapan fasilitas cuci tangan, skrining suhu, masker, fasilitas sterilisasi alat dan ruang praktik, hingga pengaturan layout tempat duduk siswa berjarak.

"Bahkan, kami di SMKN 1 Salatiga, juga sudah menyiapkan Satgas Covid-19 tingkat sekolah. Jadi nanti ada satgas yang memantau disiplin penerapan protokol kesehatan di kalangan siswa hingga guru," ungkapnya.

Sekolah yang beralamat di Jalan Nakula Sadewa, Salatiga tersebut, lanjut Sriyanto, juga sudah memastikan kesiapan orang tua siswa berikut siswa untuk megikuti kegiatan PTM di sekolah tersebut.

Termasuk menyiapkan solusi transportasi bagi siswa yang orang tuanya tidak memiliki kendaraan bermotor atau alat transportasi mandiri. "Tidak menutup kemungkinan, kami juga akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga," katanya.

Karena, lanjut Sriyanto, yang sangat perlu dijaga adalah siswa tidak boleh mampir, bergerombol, dan berkerumun dalam jumlah banyak, terutama setelah mereka mengikuti kegiatan PTM di sekolah.

SMKN 1 Salatiga juga menyiapkan kurikulum terpadu, yakni ada pembelajaran yang tatap muka, atau juga belajar melalui daring untuk mengkombinasikan PTM dengan pembelajaran secara daring.

Sesuai dengan konsep kurikulum tersebut, PTM bakal dilakukan seefektif mungkin. Misalnya, sekolah tatap muka tidak perlu dilakukan seharian penuh dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00 WIB.

Sehingga akan bias mengurangi potensi kerumunan dalam waktu relatif panjang. "Kami meminta kerja sama semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat agar mendukung praktik PTM siwsa di sekolah," tuturnya.

Sementara, lanjutnya, terkait dengan pembatasan siswa selama PTM berlangsung, masih menunggu regulasi. Namun dia berharap, jumlah siswa hendaknya hanya 50 persen dari kapasitas kelas secara bergantian.

“Dengan total siswa yang ada saat ini, sebanyak 1.391 siswa dan 41 rombel, kami telah menyiapkan strategi agar setiap PTM di sekolah hanya diikuti oleh 50 persen jumlah total siswa,” lanjutnya.

Seorang seorang siswa SMKN 1 Salatiga, Bunga Nuraziza menyambut baik rencana dibukanya kembali PTM di sekolah. Sebagai siswa di jurusan Kecantikan, praktik langsung sangat dibutuhkan.

"Bidang kita di ketrampilan, tentunya butuh praktik untuk menguasai materi pembelajaran tak cukup hanya dengan cara daring. Namun juga harus memperbanyak kegiatan praktik," katanya.

Senada dengan Sriyanto, Kepala SMAN 2 Salatiga, Muhammad Sahli mengatakan, sekolahnya juga menyiapkan Satgas Covid-19 dan prosedur protokol kesehatan di sekolah.

"Prosedur, petugas, juga kita siapkan dengan sangat ketat agar nanti pelaksanaan tatap muka bias berjalan sebagaimana yang direncanakan, dan yang terpenting dapat mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan balajar," katanya.

Para pengajar di SMAN 2 Salatiga, juga telah berupaya keras menghindari penyebaran Covid-19. Antara lain dengan melakukan pembatasan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) untuk mengikuti PTM di sekolah.

Pembatasan jumlah siswa di setiap kelas tersebut dilakukan dengan model sif, mengingat jumlah total siswa mencaapai 1.066 anak. "Dengan 50 persen kapasitas kelas selama PTM jarak antar siswa akan terjaga," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah V, Nasikin menyampaikan, sekolah di wilayah V meliputi Kota Salatiga, Boyolali dan Klaten sudah siap melaksanakan PTM di sekolah.

Di wilayah kewenangannya ada 61 sekolah negeri mulai dari SMA, SMK maupun SLBN. Koordinasi dengan sekolah tersebut sudah dilakukan untuk menghadapi pembelajaran tatap muka.

Kendati begitu, di tiap kabupaten dan kota yang menjadi wilayah Cabdin V hanya menyiapkan enam sekolah terlebih dahulu di masing- masing daerah. Terkait teknis pembelajaran tatap mukanya nanti seperti apa, masih menunggu arahan pusat.

"Di Kota Salatiga, sekolah yang menyatakan kesiapannya menghadapi pembelajaran tatap muka adalah SMAN 2 Salatiga, SMKN 1 Salatiga, SMPN 6 Salatiga dan SDN Dukuh 01 Salatiga," katanya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam kesempatan monitoring tersebut menekankan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Guru harus bias mendorong siswa disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Sebab bila tak disiplin maka dinas pendidikan akan mengontrol langsung, bahkan wali kota/ bupati hingga gubernur. “Harapan saya semua (sekolah penyelenggara PTM) bisa memegang SOP pencegahan dan protocol kesehatannya," lanjut gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement