Kamis 11 Mar 2021 10:56 WIB

Menkop Dorong Peran UKM Dalam Industri Manufaktur

Produk dan jasa berkualitas akan diserap langsung oleh pasar

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Calon pembeli memilih jersey (kaos) bersepeda di Speed Movement Store, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Speed Movement Store merupakan produk UKM yang menawarkan produk jersey dalam negeri dengan produk premium dengan mengabungkan unsur manufaktur yang ditawarkan secara retail sehingga konsumen dapat memesan dan mendesain secara langsung dan dapat ditunggu.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Calon pembeli memilih jersey (kaos) bersepeda di Speed Movement Store, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Speed Movement Store merupakan produk UKM yang menawarkan produk jersey dalam negeri dengan produk premium dengan mengabungkan unsur manufaktur yang ditawarkan secara retail sehingga konsumen dapat memesan dan mendesain secara langsung dan dapat ditunggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong peningkatan peran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) dalam rantai pasok industri manufaktur. Baik yang menyasar pasar dalam negeri maupun ekspor. 

Upaya tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan semua stakeholder terkait. Maka Menkop mendukung penuh kerja sama Institut Otomotif Indonesia (IOI), Pikko, APEK, dan Koperasi Industri Tanah Air (KITA) yang akan membangun beberapa kegiatan manufaktur pada berbagai sektor.  

Di antaranya pada industri makanan dan minuman, industri agro (pertanian, peternakan, dan perkebunan), maritim (perikanan dan aquaculture), industri otomotif dan komponennya, serta industri alat-alat permesinan untuk pabrik, pertanian, peternakan, dan perkebunan. "Lewat kolaborasi ini, kami berharap dapat membantu kegiatan usaha yang terpadu  melalui Koperasi dan UKM terkait, ke dalam sektor industri manufaktur di Indonesia agar dapat berdikari dan sejahtera," ujar Teten Masduki melalui keterangan resmi, Kamis (11/3).

Teten menambahkan, kerja sama itu juga dilakukan sebagai bentuk percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19. Secara jangka panjang, kolaborasi tersebut menjadi langkah strategis yang akan menjadi masukan, demi mengambil kebijakan tepat guna mendorong pengembangan Koperasi dan UKM. 

"Semoga kerja sama ini dapat membantu pelaku industri dan UMKM agar dapat bangkit dari pandemi Covid-19. Sekaligus terus berkembang pada masa mendatang," ujar Teten. 

Terkait program tersebut, Made Dana Tangkas sebagai Presiden IOI serta Pembina Pikko, APEK, KITA, dan GMB menyampaikan, program itu akan dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Kerja sama dengan perguruan tinggi juga akan dilakukan demi memperkuat kualitas SDM.  

"Sangat penting kegiatan usaha atau industri apapun perlu mempunyai kemampuan SDM unggul dan profesional yang memiliki kemampuan teknologi tepat guna maupun teknologi maju," ujar Made Dana Tangkas. Menurutnya, pengembangan kegiatan bisnis Koperasi dan UKM selama ini sudah banyak yang berjalan melalui inkubator bisnis serta memanfaatkan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi dan melibatkan startup. 

"Ini menjadi basis kuat untuk membangun produk atau jasa hasil karya anak bangsa yang berkualita. Sehingga kita dapat meningkatkan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dan substitusi produk atau jasa impor," ujar Made.

Produk dan jasa berkualitas yang dihasilkan, lanjutnya, dipastikan pula akan langsung diserap pasar dengan menghubungkan rantai pasok ke offtaker yang akan menyalurkan langsung ke konsumen. Hal ini diharapkan menjadi karya nyata hubungan dan kolaborasi multiple helix antara akademisi, bisnis atau industri, pemerintah, komunitas atau asosiasi, serta institusi finansial dan media di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement