Selasa 09 Mar 2021 13:28 WIB

Komite Swiss Setujui Kebijakan Penutup Wajah

Pemungutan suara tersebut adalah hari gelap bagi komunitas Muslim di Swiss.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Komite Swiss Setujui Kebijakan Penutup Wajah. Muslimah memakai cadar (ilustrasi).
Foto: fimadani.com
Komite Swiss Setujui Kebijakan Penutup Wajah. Muslimah memakai cadar (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, BERN -- Proposal sayap kanan untuk melarang penutup wajah di Swiss kian dekat dengan pemberlakuannya. Terlebih, proposal itu juga telah disetujui para pemilih dalam komite referendum yang mengikat.

“Di Swiss, tradisi kami adalah menunjukkan wajah Anda. Itu adalah tanda kebebasan dasar kami," kata Walter Wobmann, ketua komite referendum dan anggota parlemen dari Partai Rakyat Swiss, dikutip dari The New Daily, Selasa (9/3).

Baca Juga

Dia juga menyebut, penutup wajah adalah simbol Islam politik ekstrem yang telah menjadi semakin menonjol di Eropa. Menanggapi hal tersebut, Dewan Pusat Muslim di Swiss mengatakan, pemungutan suara tersebut adalah hari gelap bagi komunitas Muslim di Swiss.

“Keputusan hari ini membuka luka lama, semakin memperluas prinsip ketidaksetaraan hukum, dan mengirimkan sinyal yang jelas untuk mengucilkan minoritas Muslim,” katanya.

Setelah pengambilan suara dilakukan, hasil resmi sementara menunjukkan adanya pengesahan 51,2 persen suara setuju. Jumlah itu bisa mengubah konstitusi berdasarkan proposal yang diajukan.

Kendati demikian, proposal di bawah sistem demokrasi langsung Swiss tidak menyebutkan Islam secara langsung dan juga bertujuan menghentikan pengunjuk rasa jalanan yang menggunakan masker. Proposal tersebut, bagi banyak pihak diklaim mendahului kebijakan Covid-19 yang mengharuskan orang dewasa memakai masker di banyak tempat. Utamanya, untuk mencegah penyebaran infeksi.

Jika proposal itu disetujui di Swiss, maka wilayah konfederasi itu akan menjadi wilayah selanjutnya di Eropa yang mengikuti langkah Prancis dalam larangan serupa tahun 2011 silam. Termasuk juga Denmark, Belanda, Austria, dan Bulgaria yang memiliki larangan penuh atau sebagian menggunakan penutup wajah di publik.

Namun, Pemerintah setempat telah mendesak warganya memilih menentang larangan. Referendum itu dipicu oleh kelompok yang sama yang mengorganisir pelarangan menara masjid baru tahun 2009.

"Setelah pelarangan menara masjid, mayoritas pemilih Swiss sekali lagi mendukung inisiatif yang mendiskriminasi satu komunitas agama dan tidak perlu menimbulkan ketakutan dan perpecahan," kata Amnesty International.

Sebagai informasi, Muslim membentuk lima persen dari populasi Swiss yang berjumlah 8,6 juta orang. Sebagian besar berasal dari Turki, Bosnia, dan Kosovo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement