Senin 08 Mar 2021 17:40 WIB

Pelemahan Rupiah dan Harga Komoditas Tekan IHSG Senin

Sepanjang hari ini IHSG ditutup melemah 10 poin atau terkoreksi 0,16 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Indek Harga Saham Gabungan (IHSG ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat 37,32 poin atau 0,61 persen ke posisi 6,190,95.
Foto: Antara/Reno Esnir
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). Indek Harga Saham Gabungan (IHSG ) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat 37,32 poin atau 0,61 persen ke posisi 6,190,95.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/3). Sepanjang hari ini IHSG ditutup melemah 10 poin atau terkoreksi 0,16 persen menjadi 6.248,46.

Sektor keuangan, industri konsumsi, pertambangan mendominasi pergerakan IHSG sehingga menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 469 miliar. 

Aksi jual investor asing ini sejalan dengan pergerakan rupiah yang terdepresiasi pada hari ini. Rupiah melemah sebesar 0,42 persen dan ditutup di level Rp14.360 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Selain itu penurunan harga komoditas nikel dalam sepekan terakhir memberikan tekanan yang cukup besar pada pergerakan IHSG," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Senin (8/3). 

Menurut Nico, hal ini seiringan dengan Tsingshan Holding Group, perusahaan raksasa nikel dan stainless steel asal China memutuskan untuk memproduksi nikel matte dalam kuantitas besar di Indonesia. Produksi dalam jumlah besar ini untuk menurunkan kekhawatiran investor terhadap pasokan nikel dalam mendukung kindustri baterai.

Sementara itu, pelaku pasar global merespons positif hasil rapat dari DPR terkait lanjutan dari stimulus yang diajukan oleh Presiden Joe Biden senilai 1,9 triliun dolar AS yang telah disetujui pada Sabtu lalu. Penguatan dari pasar saham Asia juga didorong oleh kinerja ekspor Cina periode Januari - Februari yang mengalami kenaikan.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya INCO, ANTM, SMGR, ERAA, MDKA. Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan diantaranya AKRA, UNTR, MIKA, JSMR, JPFA.

Secara umum, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya UNIQ, ESIP, ABBA, EPAC, ASSA. Adapun saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya PNBS, DADA, BABP, INCO, ANTM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement