Ahad 07 Mar 2021 14:48 WIB

Kuatkan Integritas Pendidik Saat Pandemi

Ada yang beranggapan WFH adalah waktu mereka suka-suka

PresGo Daring Center (PDC) bertugas menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan oleh Sekolah Prestasi Global (PresGo) Depok.
Foto: Dok Sekolah PresGo
PresGo Daring Center (PDC) bertugas menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan oleh Sekolah Prestasi Global (PresGo) Depok.

Oleh Iing Felicia – Pendidik dan Pemerhati Anak Usia Dini

REPUBLIKA.CO.ID,Makna kata integritas menjadi perhatian saya dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini berawal pada saat masyarakat, termasuk saya sebagai seorang pendidik harus mengikuti kebijakan pemerintah. Work from home (WFH) menjadi alternatif dan diadopsi oleh sekolah kami. Kesehatan adalah terutama, sehingga kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolahpun menjadi belajar dari rumah (BDR).

Hal ini sudah berlangsung dari  Maret 2020.  Secara otomatis semua tugas dan kewajiban sebagai seorang pendidik atau guru dilakukan di rumah masing-masing. Sekolah memberikan kepercayaan penuh kepada setiap guru.

Seperti yang sering diungkapkan bahwa guru itu hakikatnya digugu dan ditiru bukan hanya seorang pengajar. Artinya guru itu harus memberikan contoh dan teladan bagi para peserta didiknya. Kapan, dimanapun predikat guru tidak akan lekang oleh waktu.  Sehingga idealnya adalah disiplin dan etos kerja akan tetap terjaga dan tidak merosot.

Saat ini penulis dihinggapi keraguan ketika melihat kondisi yang terjadi disekitarnya. Mempertanyakan seberapa dalam pemahaman arti dari kata “Integritas” seorang guru. Integrity is the practice of being honest and showing a consistent and uncompromising adherence to strong moral and ethical principles and values (Wikipedia).  

Sebelum pandemi, kami bekerja satu hari penuh dari pagi hingga sore hari.  Kami terbiasa hadir tepat waktu agar tidak mendapatkan teguran HRD. Guru harus berpenampilan yang bersih dan rapi pada saat berada di lingkungan sekolah dan masih banyak lagi etiket dan etika lainnya.

Namun, ada rekan kerja dan kelompok kerja penulis berpendapat lain tentang bekerja dari rumah. WFH artinya bekerja paruh waktu dan dinamis. Ada yang beranggapan WFH adalah waktu mereka suka-suka. Bahkan ada yang mengajak untuk ngobrol atau ngopi setelah jam kelas daring selesai karena tidak banyak pengunjung pada jam itu. Berbeda dengan ketika hadir secara fisik di sekolah. Terlihat dari saat memulai hari kerja. Kemudahan sudah diberikan dengan absensi (clock-in) melalui google classroom. Hanya dengan satu ketukan pada aplikasi kehadiran kami tercatat. Namun keterlambatan tetap terlihat. Dari alasan gawai error, kelupaan sampai salah taruh gawai menjelang tidur. 

Pada saat rapat rutin di dunia maya, alih-alih alasan yang klise kerap selalu muncul. Koneksi internet kurang bagus pada saat diminta menghidupkan video, kelupaan hadir karena keasyikan bekerja, dan tiba-tiba terlempar dari rapat hingga akhir pertemuan. 

Alhasil kepala sekolah ataupun pejabat sekolah harus bertindak seperti polisi. Secara acak pada jam dan hari yang tidak diduga meminta guru-guru untuk berbagi lokasi langsung (live location). Hanya untuk mengonfirmasi bahwa rekan-rekan kerja berada di rumah menjalankan tugas dan kewajiban seorang pendidik.

Lalu mengapa ada persepsi setelah selesai kelas artinya bebas melakukan kegiatan lain, minum kopi ataupun berjalan-jalan di mall serta berswafoto. Bukankah WFH yang diharapkan pemerintah melalui sekolah adalah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19?  Menjauhkan kerumunan dan mengurangi mobilitas harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat termasuk pendidik.

Penulis bermaksud mengingatkan kembali lima nilai karakter utama yang menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Ketrampilan karakter abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa menyongsong generasi emas 2045. www.kemdikbud.go.id 

Nila Karakter Religius, nilai ini mencerminkan ketakwaan terhadap Tuhan yang maha esa. 

Nilai Karakter Nasionalis, nilai ini merupakan cara berpikir, bersikap dan memberikan perbuatan yang baik terhadap bangsa, seperti dengan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Nilai Karakter Integritas, nilai yang menunjukkan perilaku seorang individu yang dapat dipercaya dalam hal apapun.

Nilai Karakter Mandiri, nilai yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain.

Nilai Karakter Gotong Royong, nilai yang memperlihatkan tindakan kerja sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Permendikbud No. 20 tahun 2018 pasal 2 disebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter.

Ketika seseorang memilih profesi sebagai guru, sikap dan karakter seorang pendidik menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dan sudah menyatu dalam kehidupan kita. Komitmen dan karakter integritas ini menjadi penting untuk selalu kita hidupkan dalam diri masing-masing individu. Hakikat seorang guru harus dimaknai dengan penuh rasa tanggung jawab. 

Itu alasannya pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini. Terbentuknya karakter dimulai dari kebisaan yang dipupuk kemudian meningkat menjadi sifat. Sifat yang diberi asupan dan stimulasi berkembang menjadi karakter.  

Yuk, sadari bagaimana pandanganmu terhadap integritas kita sebagai seorang individu dan pendidik anak bangsa. Sudahkah kita mengambil bagian untuk tetap menjaga nilai karakter integritas dalam mengemban tugas dan kewajiban.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement