Sabtu 06 Mar 2021 06:49 WIB

Pemkot Bandung Susun Strategi Jelang Belajar Tatap Muka

Para guru yang akan mengajar terlebih dahulu seluruhnya sudah divaksin Covid-19.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah murid SMP mengerjakan tugas yang diberikan oleh relawan saat bimbingan belajar di Jalan Liogenteng, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Selasa (5/1). Pemerintah Kota Bandung akan menunda kebijakan belajar tatap muka dan tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester genap tahun ajaran 2020-2021 di masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dikarenakan kondisi Covid-19 di Kota Bandung yang belum stabil. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah murid SMP mengerjakan tugas yang diberikan oleh relawan saat bimbingan belajar di Jalan Liogenteng, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Selasa (5/1). Pemerintah Kota Bandung akan menunda kebijakan belajar tatap muka dan tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester genap tahun ajaran 2020-2021 di masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dikarenakan kondisi Covid-19 di Kota Bandung yang belum stabil. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung tengah menyusun strategi jelang rencana pemerintah pusat yang akan melaksanakan belajar tatap muka pada bulan Juli mendatang. Meski belum dapat dipastikan apakah akan dilaksanakan, namun Pemkot Bandung tetap akan menyusun rencana."Mempersiapkan tiga bulan (sampai Juli), harus matang disdik. Iya tidak (belajar tatap muka) kita lihat nanti," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jumat (5/3).

Ia mengatakan, jika belajar tatap muka dilaksanakan maka terlebih dahulu harus dilakukan simulasi. Selain itu para guru yang akan mengajar terlebih dahulu seluruhnya sudah divaksin Covid-19."Simulasi dulu dan guru sudah divaksin seluruhnya," katanya.

Ema melanjutkan, total kasus konfirmasi kumulatif Covid-19 di Kota Bandung hingga Kamis (4/3) kemarin mencapai 13.253 kasus, kasus aktif 1.250 orang, kasus pasien sembuh 11.746 dan kematian mencapai 247 kasus.

Ia mengatakan, kasus Covid-19 dua pekan terakhir relatif tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dua pekan sebelumnya yang sangat tinggi. Penyebab kenaikan kasus disebabkan mobilitas masyarakat di Kota Bandung yang tidak dapat terhindarkan.."Mobilitas di Bandung sebuah keniscayaan kota terbuka, akses di Bandung terbuka. Sulit kalau mau buat kanalisasi," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement