Jumat 05 Mar 2021 14:42 WIB

Rawon Dinobatkan sebagai Sup Terenak di Asia

Diharapkan rawon bisa lebih dikenal di dunia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Salah seorang pengunjung Depot Rawon Pak Pangat yang berlokasi di Jalan Ketintang Baru Selatan I, Gayungan, Surabaya, Jumat (5/3).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Salah seorang pengunjung Depot Rawon Pak Pangat yang berlokasi di Jalan Ketintang Baru Selatan I, Gayungan, Surabaya, Jumat (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rasa syukur diutarakan Wahyudi Prasetiyo (29), setelah rawon dinobatkan sebagai sup terenak di Asia. Pria yang akrab disapa Yudi itu merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang menjadi pemilik sekaligus pengelola Rawon Pak Pangat. Salah satu rawon legendaris di Surabaya. Setelah meninggalnya Supangat (Pak Pangat), depot rawon dikelola ketujuh ahli waris tersebut.

Yudi mengaku senang mendengar kabar, makanan khas Jawa Timur itu dinobatkan sebagai sup terenak di Asia. Ia berharap, penobatan itu semakin mendorong rawon lebih dikenal di dunia. Yudi meyakini, penobatan rawon sebagai sup terenak di Asia, akan mendorong rasa penasaran wisatawan asing. Sehingga, mereka akan tertarik datang ke Jawa Timur, utamanya ke Surabaya, lebih khususnya ke Depot Rawon Pak Pangat.

"Seneng aja kalau (rawon) bisa dinobatkan sebagai sup paling enak di Asia. Kemungkinan bisa mendorong rawon semakin mendunia. Bisa menjadi jujugan turis-turis asing yang penasaran pengen coba," ujar Yudi ditemui Republika di Depot Rawon Pak Pangat, Jalan Ketintang Baru Selatan I, Gayungan, Surabaya, Jumat (5/3).

Yudi berharap, penobatan rawon sebagai sup terenak di Asia juga bisa berimbas pada penjualan yang diharapkannya terus meningkat. Apalagi semenjak pandemi Covid-19, Yudi mengakui depot rawon miliknya mengalami penurunan penjualan. Bahkan di enam bulan pertama wabah Corona masuk Indonesia, penurunan penjualan mencapai 75 persen.

 

"Enam bulan pertama awal pandemi itu turunnya drastis. Sampai 75 persen penurunannya," ujar Yudi menegaskan.

Seiring berjalannya waktu, penjualan Rawon Pak Pangat diakuinya mulai meningkat. Meskipun diakuinya belum kembali ke penjualan normal. Normalnya, Depot Rawon Pak Pangat yang memiliki empat cabang tersebut bisa menjual rawon hingga 1.000 porsi per hari. Dalam enam bulan terakhir, penjualan baru mencapai 75 persen dari normal.

"Untuk enam bulan terakhir udah agak naik, tapi belum normal. Dulu sehari itu 1.000 porsi dari 4 cabang itu. Enam bulan ini paling 75 persenan," kata Yudi.

Yudi kembali berharap, penobatan rawon ssbagai sup terenak di Asia, bisa kembali meningkatkan penjualan. Apalagi, Rawon Pak Pangat diakuinya memiliki keunggulan dibanding rawon pada umumnya. Seperti pemilihan daging sebagai bahan baku, rawon yang telah berdiri mula 1950 itu selalu memilih daging super.

Guna menjaga kualitas rasa di empat cabang yang ada, proses memasak rawon dilakukan satu kali. "Jadi masaknya jadi satu. Sekali masak untuk semua cabang. Jadi untuk rasanya lebih terjaga. Dan kita itu pakai daging yang super. Jadi enggak ada gajihnya," ujar Yudi.

Baru-baru ini, rawon dinobatkan menjadi sup atau makanan berkuah terbaik di Asia pada 2020, menurut kritikus restoran profesional dan suara penonton TasteAtlas yang sah. Dalam polling yang diadakan TasteAtlas tersebut, masakan asal Indonesia mendominasi. Ada tiga makanan Tanah Air yang masuk 12 besar. Selain Rawon, ada Gulai Cincang di posisi ketiga dan Sayur Asem di posisi ke-12.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement