Jumat 05 Mar 2021 14:18 WIB

Walkot Minta Daerah Penyangga Banjarmasin Normalisasi Sungai

Normalisasi sungai sebagai upaya antisipasi untuk tidak terjadi banjir besar lagi.

Foto udara areal persawahan di Kabupaten Banjar yang masih terendam air di Kalimantan Selatan, Kamis (28/1/2021). Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (28/1/2021), bencana alam banjir di tujuh Kabupaten di Kalimantan Selatan mengakibatan 48.714 hektare lahan sawah terendam.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Foto udara areal persawahan di Kabupaten Banjar yang masih terendam air di Kalimantan Selatan, Kamis (28/1/2021). Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (28/1/2021), bencana alam banjir di tujuh Kabupaten di Kalimantan Selatan mengakibatan 48.714 hektare lahan sawah terendam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pelaksana harian Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, H Mukhyar meminta daerah tetangga, yakni Kabupaten Banjar juga melakukan normalisasi sungai setelah bencana banjir. Plh Wali Kota Banjarmasin H Mukhyar mengatakan itu saat rapat koordinasi pimpinan daerah bersama Pejabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA di Gedung Idham Khalid, Kantor Setda Pemprov Kalsel.

"Kami minta untuk dibantu untuk yang arusnya keluar kota yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjar itu bisa dikeruk juga," ujar Mukhyar.

Pemerintah Kota Banjarmasin saat ini melakukan normalisasi sungai usai banjir sebagai upaya antisipasi ke depannya untuk tidak terjadi lagi banjir besar. Normalisasi sungai yang dimaksud adalah sungai di Jalan A Yani yang alirannya masuk ke daerah Kabupaten Banjar.

Pemerintah Kota Banjarmasin, kata dia, usai banjir besar kemarin atau pertengahan bulan awal tahun ini mulai terjadinya banjir hingga kini pun belum dicabut status tanggap darurat banjir itu telah melakukan normalisasi sungai A Yani.

Selain dilakukan pengerukan sungai A Yani, kata dia, jembatan-jenbatan bangunan rumah toko atau lainnya yang dinilai mengganggu atau mempersempit badan sungai dibongkar.

Dia berharap, program pemerintah kota yang melakukan langkah ini dengan membentuk Satgas normalisasi sungai dan penanganan banjir bersinergi dengan pemerintah kota tetangga, yakni, Pemda Kabupaten Banjar.

Karena, aliran sungai di sepanjang jalan A Yani yang merupakan jalan protokol lintas daerah itu harus dilancarkan, agar bisa mengantisipasi banjir. "Kemudian kami minta juga sungai Martapura yang sudah dijanjikan untuk segera mengeruk," paparnya.

Sungai Martapura merupakan sungai besar yang membelah ibu kota provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin. Sungai tersebut sudah mulai dangkal.Padahal, Kota Banjarmasin berada di paling hilir sungai Martapura, hingga air kiriman besar menimpa Banjarmasin yang menjadi sebab pula banjir besar terjadi pada waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, Kota Banjarmasin dan daerah-daerah lainnya di Kalsel mengalami banjir besar yang tidak pernah terjadi pada pertengahan bulan awal tahun lalu. Di Kota Banjarmasin banjir mulai terjadi pada 14 Januari hingga sehari setelahnya ditetapkan status tanggap darurat banjir dan air pasang.

Banjir terjadi cukup lama hingga pertengahan Februari benar-benar surut di semua daerah di Kota Banjarmasin. Musibah banjir tersebut menyisakan berbagai kerusakan, tidak hanya perabot rumah tangga warga, namun juga beberapa sarana dan prasarana lembaga pendidikan juga infrastruktur jalan dan jembatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement