Jumat 05 Mar 2021 04:15 WIB

Kisah Susah-Payah Ulama Salaf untuk Mendapat Hadits

Ulama salaf bersusah payah untuk mendapatkan hadits.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Kisah Susah-Payah Ulama Salaf untuk Mendapat Hadits. Foto: Ulama hadits (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Kisah Susah-Payah Ulama Salaf untuk Mendapat Hadits. Foto: Ulama hadits (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama terdahulu atau generasi salaf tidak mudah dalam mencari ilmu. Mereka harus menghadapi bersusah-payah melewati kehidupan hanya untuk mencari sumber-sumber ilmu yang sekarang begitu mudahnya didapat.

Meski berada di tengah kesulitan, para ulama terdahulu tidak mengeluh dan pantang malas. Mereka rela menempuh perjalanan berhari-hari, dan bertahan selama bertahun-tahun di sebuah majelis ilmu, untuk mendapatkan hadits.

Baca Juga

Berikut ini adalah beberapa kisah ulama salaf dalam mencari ilmu:

1. Jabir bin Abdullah.

Dalam kitab Shahih Bukhari, disebutkan bahwa Jabir melakukan perjalanan selama satu bulan untuk menemui Abdullah bin Anis demi memperoleh salah satu hadits dari shahih Bukhari.

2. Ibnu Abbas.

Sebagaimana riwayat Ad-Darimi, Ibnu Abbas biasa mendatangi rumah Abi bin Ka'b ketika sedang terlelap tidur di malam hari. Lalu dia menunggu di depan pintu rumah sampai Abi bin Ka'b keluar dari rumahnya. Lalu saat itulah Ibnu Abbas mengambil hadits darinya.

3. Said bin Al-Musayyab.

Said mengungkapkan bahwa dirinya biasa melakukan perjalanan pada siang dan malam untuk mencari satu hadits. Hal ini diketahui dalam kitab al-Thobaqot al-Kubro.

4. Naim al-Majmar

Said bin Abi Maryam mendengar Malik berkata, Naim al-Majmar duduk selama 20 tahun untuk mengambil hadits dari Abu Hurairah.

5. Imam Syafi'i

Ismail bin Yahya mendengar al-Syafi'i berkata, "Aku menghafal Alquran ketika berusia tujuh tahun dan menghafal (kitab) al-Muwattho' (Karya Imam Malik) saat usianya masih 10 tahun." (Shaffah al-Shafwah)

6. Abdullah bin Nafi

Abdullah bin Nafi mengatakan, dirinya duduk di majelis Imam Malik selama 35 tahun.

7. Abu al-Abbas Tsa'lab

Abu al-Abbas Tsa'lab mengatakan tidak pernah satu kali pun meninggalkan majelis bahasa dan nahwu Ibrahim al-Harbi selama sekitar 50 tahun. Hal ini diketahui berdasarkan kitab Mu'jam al-Adbaa'.

Sumber:

http://saaid.net/rasael/989.htm

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement