Rabu 03 Mar 2021 15:59 WIB

Ratusan Rumah di Tasikmalaya Rusak Akibat Pergerakan Tanah

Sejumlah warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat harus mengungsi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Dinsos Kabupaten Tasikmalaya memberikan bantuan kepada warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Cianteg, Desa Setiawaras, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (2/3).
Foto: Dinsos Kabupaten Tasikmalaya
Dinsos Kabupaten Tasikmalaya memberikan bantuan kepada warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Cianteg, Desa Setiawaras, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ratusan rumah warga di Kampung Cianteg, Desa Setiawaras, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, terdampak bencana pergerakan tanah. Akibatnya, sejumlah warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat harus mengungsi ke rumah kerabat atau keluarganya.

Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Fakir Miskin, dan Data, Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, Rahmat ZM mengatakan, terdapat tiga kepala keluarga (KK) yang mengungsi akibat bencana pergerakan tanah di kampung itu. Sebab, rumah mereka mengalami rusak berat. "Mengungsi hanya tiga KK ke keluarganya saja. Namun kalau hujan, warga lain yang rumahnya rusak juga saya minta mengungsi dulu," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/3).

Baca Juga

Ia menyebutkan, berdasarkan laporan desa setempat, total rumah rusak akibat pergerakan tanah di wilayah itu berjumlah 63 unit, di mana 13 di antaranya rusak berat. Sementara total rumah yang terdampak mencapai 124 unit. Menurut dia, mayoritas warga masih tinggal di rumahnya masing-masing. 

Aktivitas warga di kampung itu masih bisa berjalan. Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tetap waspada lantaran hujan masih sering terjadi. 

Rahmat menambahkan, Dinas Sosial juga telah memberikan bantuan bagi warga yang terdampak pergerakan tanah itu. Bantuan yang diberikan di antaranya makanan, alat mandi, tikar, dan matras.

Ia menjelaskan, kejadian pergerakan tanah di kampung itu berawal pada 18 Februari. Ketika itu, tanah di pekarangan warga mulai bergerak. Pada 24 Februari, pergerakan tanah yang terjadi semakin signifikan.  "Sebelumnya memang pernah, tapi pelan-pelan pergerakannya. Warga tidak tahu kalau itu pergerakan tanah," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi di lapangan hanya terdapat 30 rumah warga yang terdampak akibat pergerakan tanah di wilayah itu. Rumah yang terdampak itu mengalami kerusakan ringan hingga berat 

Ia menjelaskan, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melakukan survei di Kampung Cianteg. Berdasarkan hasil survei, tanah amblas di areal titik awal sekira 40 cm. Menurut dia, PVMBG merekomendasi warga di kampung itu membuat rumah panggung.

"Karena pergerakan lambat, warga tak perlu relokasi. Warga hanya disarankan membangun rumah panggung. Tapi baru rekomendasi lisan," kata dia.

Irwan mengatakan, PVMBG tak hanya melakukan kajian di Kampung Cianteg. Sejumlah wilayah lainnya yang terjadi bencana geologi di titik lain Kecamatan Cibalong, Kecamatan Gunungtanjung, Puspahiang, Salopa, dan Bantarkalong, juga dikunjungi tim PVMBG untuk dikaji.

Dari sejumlah tempat yang dikunjungi PVMBG, rumah warga yang harus direlokasi hanya yang berada di Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong. Menurut dia, ada tujuh rumah terdampak yang mesti direlokasi di wilayah itu.

"Kalau yang di wilayah lain, seperti Gunungtanjung gak perlu relokasi. Hanya diarahkan membuat rumah panggung. Tapi kita masih tubggu rekomendasi tertulis dari PVMBG," kata dia.

Jika nantinya PVMBG telah memberikan rekomendasi kepada BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya penanganan rehabilitasi atau relokasi. Namun, jika penanganannya harus relokasi, BPBD akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

"Karena butuh anggarna besar juga (untuk relokasi). Sementara untuk rehabilitasi, masyarakat juga mesti diberi pemahaman agar mau membuat rumah panggung," kata dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement