Rabu 03 Mar 2021 15:25 WIB

Rusia Janji Balas Sanksi Terbaru AS

AS menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena kasus peracunan Alexei Navalny

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan sanksi baru Amerika Serikat (AS) menjadi bukti 'sikap permusuhan anti-Rusia'. Moskow juga berjanji membalas langkah yang mereka gambarkan sebagai pukulan bagi hubungan antara kedua negara.

Sanksi untuk menghukum Rusia karena telah berusaha meracuni aktivis politik Alexei Navalny ini menjadi langkah Presiden AS Joe Biden yang tegas terhadap Kremlin. Agustus tahun lalu Navalny tiba-tiba jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia.

Baca Juga

Dokter di Jerman yang mengobatinya menyimpulkan pria berusia 44 tahun itu diracun dengan racun saraf. Kremlin mengaku tidak terlibat dengan penyebab sakitnya Navalny. Mereka juga mengatakan tidak ada bukti yang kuat kritikus pemerintah itu diracun.

Pada Selasa (2/3) kemarin, Washington memberikan sanksi pada tujuh pejabat senior dan 14 entitas Rusia. "Semua itu hanya alasan untuk mencampuri urusan dalam negeri kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Rabu (3/3).

"Kami tidak berniat untuk menerima ini, kami akan meresponnya berdasarkan prinsip-prinsip resiprokal, tapi tidak pasti simetris," ujarnya.

Pada Selasa kemarin, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan merespon setiap sanksi AS yang baru. Sementara itu, perwakilan Rusia di Uni Eropa juga berjanji merespons sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap empat pejabat senior Rusia.

Zakharova mengatakan AS bebas memilih untuk 'berdialog dengan setara' dengan masuk akal dengan Rusia. Tapi Moskow tidak akan memperhatikan sanksi apa pun yang menurutnya telah gagal mencapai tujuannya di masa lalu dan akan kembali gagal kali ini.

"Terlepas dari 'kecanduan sanksi' Amerika, kami akan melanjutkan untuk membela kepentingan nasional kami secara konsisten dan tegas, menampik segala bentuk agresi, kami mendesak rekan-rekan untuk tidak bermain dengan api," kata Zakharova. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement