Rabu 03 Mar 2021 14:52 WIB

Ji Soo Dituduh Jadi Pelaku Bullying, Ini Respons Agensi

Kabar ini bermula dari unggahan A yang mengeklaim sebagai teman sekolah Ji Soo.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Ji Soo
Foto: IG Ji Soo
Ji Soo

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Agensi Ji Soo, Keyeast, merilis pernyataan setelah aktor tersebut dituduh melakukan kekerasan di sekolah, Rabu (3/3). Pihak agensi akan mengambil langkah untuk menghadapi tuduhan tersebut.

"Kami melihat insiden ini dengan serius dan akan melakukan yang terbaik untuk memverifikasi fakta," kata pernyataan Keyeast dilansir di Soompi, Rabu (3/3).

Agensi meminta waktu untuk memverifikasi fakta tentang tuduhan terhadap Ji Soo. Mereka juga menyatakan menerima laporan melalui surat elektronik (surel) ([email protected]) mengenai masalah itu, guna mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Selain itu, mereka menyatakan terbuka bertemu dengan pembuat unggahan karena ingin mendengar cerita secara langsung.

"Selain menginformasikan fakta, agensi, dan aktor kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Kami minta maaf karena menimbulkan kekhawatiran banyak orang," ujar agensi Keyeast.

Terlepas dari masalah itu, agensi meminta orang-orang tidak mengunggah atau menyebarkan kabar yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Sebelumnya, sebuah postingan diunggah ke forum daring oleh seseorang yang menuduh Ji Soo sebagai pelaku kekerasan di sekolah.

Penulis unggahan yang disebut sebagai A itu menyatakan sebagai teman sekolah Ji Soo dari 2006 hingga 2008. A mengisahkan Ji Soo memiliki tubuh lebih besar dibandingkan anak-anak lain. Pada 2007, Ji Soo melakukan banyak perbuatan buruk dan tergabung dalam geng sekolah. Mereka menyerang kelompok lain jika salah satu anggotanya mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan.

A menyebut Ji Soo dan teman-temannya memaksa teman sekelasnya untuk membelikan mereka rokok. Tak jarang, mereka melempar makanan ke siswa lain saat makan siang.

"Saya diintimidasi oleh Kim Ji-soo dan anak nakal pada 2008, tahun ketiga saya di sekolah menengah. Kata bullying saja tidak cukup untuk menggambarkan semuanya,” kata A.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement