Rabu 03 Mar 2021 11:42 WIB

ITDC Tekan Kontrak Pembangunan Mandalika Rp 1,7 Triliun

Proyek Mandalika dibiayai secara penuh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menandatangani dua kontrak paket pekerjaan konstruksi Mandalika Urban Tourism Infrastructure Project (MUTIP) yaitu Paket I dan Paket II senilai Rp 1,7 triliun pada Selasa (2/3).

Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer memastikan proyek MUTIP di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, NTB, tetap berjalan sesuai rencana awal melalui penandatanganan kontrak tersebut. 

Baca Juga

"Program MUTIP ini dibiayai secara penuh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan merupakan pembiayaan pertama secara mandiri yang dilakukan AIIB di Indonesia dan secara global merupakan pembiayaan pertama AIIB bagi kegiatan pembangunan infrastruktur pariwisata," ujar Abdulbar dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (3/3).

Abdulbar menyampaikan penandatanganan kontrak paket I dilakukan antara ITDC dengan perusahaan patungan PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Bunga Raya Lestari (BRL). Melalui kontrak ini, kata Abdulbar, perusahaan patungan tersebut akan segera memulai pekerjaan konstruksi infrastruktur dasar di area barat dan tengah KEK Mandalika.

Abdulbar menjelaskan kontrak paket I meliputi pekerjaan infrastruktur dasar antara lain, pekerjaan jaringan jalan lengkap dengan drainase, box utilitas, lanskap dan penerangan jalan; pekerjaan normalisasi sungai berikut tempat evakuasi sementara dan pintu air; pekerjaan pembangunan fasilitas amenity core dan gerbang kawasan; serta pembangunan jaringan pipa air  bersih, jaringan pipa air kotor, dan jaringan pipa air irigasi berikut kelengkapannya.

Abdulbar mengaku senang bisa memulai lagi kontrak pekerjaan konstruksi infrastruktur di Mandalika. Hal ini menunjukkan komitmen ITDC dalam mempercepat pembangunan KEk Mandalika khususnya melalui program MUTIP yang dibiayai AIIB. 

 

"Melalui pekerjaan ini, kami pastikan pembangunan infrastruktur di KEK Mandalika terus berjalan, paralel dengan pembangunan street circuit dan amenitas seperti hotel dan beach club," ungkap Abdulbar.

Selain untuk meningkatkan daya tarik kawasan bagi investor untuk masuk dan bersama-sama mengembangkan KEK Mandalika, Abdulbar menilai, percepatan pembangunan ini juga untuk mempersiapkan kawasan KEK Mandalika menyambut normalisasi pariwisata setelah proses vaksinasi selesai.

Sementara kontrak paket II akan ditandatangani pada pekan ini antara ITDC dengan joint operation PT Hutama Karya (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur dasar di area timur KEK Mandalika. Abdulbar menjelaskan paket II ini meliputi pembangunan sarana dan prasarana jaringan jalan, normalisasi sungai, pembangunan fasilitas amenity core, gerbang kawasan, dan konstruksi Masjid Area Timur, serta pembangunan jaringan pipa air  bersih, jaringan pipa air kotor, dan jaringan pipa air irigasi berikut kelengkapannya.

"Penandatanganan kontrak pekerjaan konstruksi baik paket I atau II dilakukan setelah melalui proses pengadaan menggunakan metode international open competitive tender serta telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan AIIB sebagai bank pemberi pinjaman," ucap Abdulbar.

Abdulbar mengatakan ITDC telah memulai percepatan pembangunan KEK Mandalika sejak 2016 dan hingga saat ini telah terbangun infrastruktur jalan utama kawasan sepanjang 4 km beserta fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti Masjid Nurul Bilad dan Kuta Beach Park berikut beach facilities dengan menggunakan pendanaan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2015 sebesar Rp 250 miliar.  

Sementara proyek infrastruktur dasar yang masih berjalan dan akan selesai pada tahun ini adalah jalan sepanjang 6,7 km dan Jalan Kawasan Khusus (JKK) dengan mendapatkan dukungan diantaranya dari Pemerintah melalui PMN pada 2020 sebesar Rp 500 miliar, fasilitas pendanaan melalui program National Interest Account (NIA) dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dan sindikasi pendanaan dari Himpunan Bank Negara (Himbara).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement