Rabu 03 Mar 2021 06:24 WIB

Emil Menduga Covid 19 Masuk ke Indonesia Sebelum 2 Maret

Sebulan sebelum kasus pertama diumumkan, Jabar sudah lebih dulu mengumumkan siaga I

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masih terkait momentum setahun kasus pertama Covid-19 diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ternyata memiliki sejumlah catatan. Ridwan Kamil mengatakan, orang pertama yang terpapar Covid-19 di Indonesia merupakan warga Kota Depok, Jawa Barat. Namun, Ridwan Kamil yakin Covid-19 di Indonesia sudah hadir sebelum 2 Maret 2020. Hal itu, mengacu pada kondisi global saat itu.

"Kami menduga Covid sudah masuk lebih dulu dibandingkan tanggal 2 Maret itu. Maka kita refleksi Jabar pada 12 Februari sudah rapat duluan sebulan sebelumnya karena membaca fenomena global sehingga kita menyiagasatukan Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa petang (2/3).

Baca Juga

Menurut Emil, sebulan sebelum kasus pertama diumumkan, ia sudah lebih dulu mengumumkan siaga I untuk Jawa Barat. Namun, ketika itu keputusannya dianggap sejumlah pihak terlalu berlebihan.

"Statment siaga I itu sempat tidak disukai karena saat itu banyak yang tidak paham, padahal maksud saya infrastruktur harus siap," katanya.

Emil menilai, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pandemi tersebut. Salah satunya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilai lebih efektif daripada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).  

Evaluasi di Jabar, kata dia, ternyata PPKM ini lebih berhasil dari PSBB. Karena PSBB itu opsional siapa yang mau nanti disetujui oleh pusat. Makanya ada yang pakai ada yang tidak jadi tidak komprehensif. 

"Kalau PPKM, khususnya Jawa Bali suka tidak suka semua daerah melakukan maka sekarang trennya sudah turun. Kasus aktif masih ada tapi tren kami turun," katanya. 

Selain, menurut Emil, banyak masalah yang masih perlu mendapat perhatian besar. Seperti data kasus harian yang masih tumpang tindih. "Problem kami adalah kasusnya datang masih belum clear, karena itu bukan wilayah kami, kami berharap yang diumumkan itu kasus baru. Karena orang sembuh masih diumumkan juga oleh pengumuman harian," papar Emil. 

Emil menjelaskan, proses vaksinasi akan menjadi kunci penanganan Covid-19. Ia juga mencatat soal pentingnya kepemimpinan dimasa pandemi. Vaksinasi menjadi kunci di 2021 karena tak ada lagi, kita mau beres pakai apa kalau tak pakai vaksin. 

"Dan sejarah membuktian semua pandemi di dunia beres oleh vaksin. Mudah-mudahan dengan kehadiran vaksinasi yang sukses bisa memulihkan pandemi dan ekonomi," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement