Selasa 02 Mar 2021 17:14 WIB

Longsor dan Cuaca Esktrem Dominasi Bencana di Sukabumi

Bencana terjadi karena intensitas hujan yang tinggi.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Bencana longsor menerjang bangunan Pasar Parungkuda, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Ahad (20/12). Dampaknya sebanyak empat bangunan di Pasar Parungkuda rusak yang lokasinya berada dekat aliran Sungai Cicatih.
Foto: istimewa
Bencana longsor menerjang bangunan Pasar Parungkuda, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Ahad (20/12). Dampaknya sebanyak empat bangunan di Pasar Parungkuda rusak yang lokasinya berada dekat aliran Sungai Cicatih.

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Di sepanjang Februari 2021 tercatat sebanyak delapan peristiwa bencana di Kota Sukabumi. Di mana kasus bencana longsor dan cuaca ekstrem mendominasi dibandingkan yang lain.

"Dalam sebulan terakhir atau Februari tercatat delapan kali bencana yang tercatat," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, kepada wartawan, Selasa (2/3). Di mana rinciannya sebanyak 3 kejadian longsor, 3 kejadian cuaca ekstrem dan 2 kasus kebakaran.

Lokasi bencana paling banyak tersebar di Kecamatan Gunungpuyuh yakni sebanyak tiga kejadian. Berikutnya di Kecamatan Lembursitu sebanyak dua kejadian, Kecamatan Cikole dua kejadian, dan Kecamatan Cibeureum satu kejadian.

Kasus longsor misalnya terjadi di Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum pada Senin 8 Februari 2021. Di mana sebidang tanah di halaman warga longsor yang dikhawatirkan meluas ke bangunan rumah.

Bencana ini kata Zulkarnain disebabkan intensitas hujan yang tinggi. Kasus longsor kedua terjadi di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpyuh pada 18 Februari 2021.

Dalam peristiwa ini sebuah pondasi rumah longsor dan menyebabkan dinding rumah retak-retak. Terakhir longsor melanda di Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole pada 24 Februari yang menimpa jembatan perlintasan warga dari Kecamatan Cisarua ke Kebonjati.

Di sisi lain cuaca ekstrem melanda Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu pada 9 Februari 2021. Di mana satu rumah roboh dan rusak pada bagian atap karena intensitas hujan tinggi.

Total kerugian akibat bencana di Februari mencapai Rp 192.250.000. Kerugian bencana terbesar yakni kebakaran rumah warga di Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole pada 23 Februari lalu.

Zulkarnain menerangkam, jumlah bencana di Februari 2021 menurun dibandingkan Januari 2021. Sepanjang Januari 2021 tercatat sebanyak 15 kali kejadian bencana di Kota Sukabumi." Kasus bencana kebakaran mencapai enam peristiwa dan cuaca ekstrem 6 kejadian," ujar Zulkarnain. Bencana kebakaran misalnya terjadi di Gang Brawijaya, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh pada 4 Januari 2021 lalu. Di mana kebakaran melanda satu unit rumah warga diduga akibat kebocoran tabung gas.

Sementara bencana cuaca ekstrem terjadi di Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu pada 13 Januari 2021. Pada kejadian ini satu unit rumah warga mengalami kerusakan akibat bangunan sudah rapuh.

Selain bencana kebakaran dan cuaca ekstrem, pada Januari ini juga terjadi longsor 2 kejadian dan satu kejadian banjir. Bencana banjir misalnya terjadi di Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu akibat hujan deras pada 12 Januari 2021."Di Januari itu bencana terjadi di enam kecamatan dari tujuh kecamatan di kota," imbuh Zulkarnain.

Rinciannya di Kecamatan Gunungpuyuh 3 kasus Lembursitu 4 kejadian, Warudoyong 3 kejadian, Baros 2 kejadian, Cibeureum 1 kejadian, dan Cikole 2 kejadian. Total kerugian akibat bencana mencapai sebesar Rp 624.500.000. Kerugian terbesar adalah kebakaran mobil yakni sebesar Rp 260 juta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement