Selasa 02 Mar 2021 08:57 WIB

Bank Indonesia: Inflasi 2021 Masih Rendah

Inflasi inti Februari 2021 tercatat 0,11 persen, turun dari 0,14 persen pada Januari.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pedagang menyortir cabai rawit yang dijual di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (1/3/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pedagang menyortir cabai rawit yang dijual di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (1/3/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyampaikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen (month to month/mtm). Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,26 persen (mtm).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan inflasi kelompok inti dan deflasi kelompok volatile food. Di tengah kenaikan inflasi kelompok administered prices.

Secara tahunan, inflasi IHK Februari 2021 tercatat 1,38 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,55 persen (yoy). Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menyampaikan, kedepannya BI tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

"Guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai kisaran targetnya sebesar 2-4 persen," katanya dalam keterangan pers, Senin (1/3) malam.

Inflasi inti Februari 2021 tercatat 0,11 persen (mtm), menurun dari inflasi bulan Januari 2021 sebesar 0,14 persen (mtm). Penurunan inflasi inti tersebut didorong oleh penurunan inflasi komoditas emas perhiasan, seiring perlambatan inflasi emas global yang berlanjut.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat tetap rendah sebesar 1,53 persen (yoy), sedikit melambat dari inflasi Januari 2021 sebesar 1,56 persen (yoy). Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

Kelompok volatile food pada Februari 2021 mengalami deflasi 0,01 persen (mtm), atau lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,15 persen (mtm). Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh deflasi komoditas daging dan telur ayam ras.

Perlambatan inflasi kelompok volatile food tersebut didorong oleh meningkatnya pasokan domestik dan moderasi kenaikan harga komoditas pangan global, di tengah permintaan domestik yang belum kuat. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 1,52 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,82 persen (yoy).

Kelompok administered prices pada Februari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,19 persen (mtm). Inflasi kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan tarif di beberapa ruas jalan tol dan kenaikan tarif angkutan udara beberapa maskapai penerbangan. Secara tahunan, komponen administered prices inflasi sebesar 0,66 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement