Senin 01 Mar 2021 16:30 WIB

Singapura Konfirmasi Menlu ASEAN akan Bertemu Bahas Myanmar

Menlu Singapura menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan tahanan lain di Myanmar

Red: Nur Aini
Para biksu Buddha memamerkan plakat selama pawai protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar Selasa, 16 Februari 2021. Dalam sebulan sejak kudeta 1 Februari, protes massal yang terjadi setiap hari adalah pengingat yang tajam akan perjuangan panjang dan berdarah untuk memperebutkan kekuasaan. demokrasi di negara di mana militer memerintah secara langsung selama lebih dari lima dekade.
Foto: AP/AP
Para biksu Buddha memamerkan plakat selama pawai protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar Selasa, 16 Februari 2021. Dalam sebulan sejak kudeta 1 Februari, protes massal yang terjadi setiap hari adalah pengingat yang tajam akan perjuangan panjang dan berdarah untuk memperebutkan kekuasaan. demokrasi di negara di mana militer memerintah secara langsung selama lebih dari lima dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan mengadakan pertemuan khusus pada Selasa (2/3) untuk membahas Myanmar. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.

Menlu Balakrishnan juga menyerukan agar pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, segera dibebaskan dari tahanan.

Baca Juga

"Pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN akan diadakan melalui konferensi video besok dan saat itu kami akan mendengarkan pernyataan perwakilan dari otoritas militer Myanmar," kata Balakrishnan di parlemen, Senin (1/3).

Balakrishnan juga meminta otoritas militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekuatan yang bisa membuat orang terbunuh "serta segera mengambil langkah-langkah untuk menurunkan ketegangan guna mencegah terjadinya lagi pertumpahan darah, kekerasan, dan kematian.

"Menlu Singapura juga mendesak semua pihak di Myanmar agar berdialog untuk mencari solusi politik jangka panjang, termasuk menyangkut cara kembali ke jalur peralihan kekuasaan secara demokratis."Kami yakin hal ini hanya bisa dimulai jika Presiden Win Myint, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Aung San Suu Kyi, serta tahanan politik lainnya segera dibebaskan," katanya di parlemen.

Pekan lalu, Menlu RI Retno Marsudi bertemu dan melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri yang ditunjuk junta militer Myanmar, Wunna Maung Lwin, serta Menlu Thailand Don Pramudwinai. Pada Senin (1/3), para pengunjuk rasa di Myanmar berdemonstrasi untuk menentang tindakan keras oleh pasukan keamanan yang menewaskan sedikitnya 18 orang pada hari sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement