Ahad 28 Feb 2021 16:12 WIB

Tanah Hutan Hujan Amazon Dijual di Facebook

Deforestasi di Amazon Brasil mencapai titik tertinggi dalam 10 tahun.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Hutan Amazon
Hutan Amazon

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Sebagian dari hutan hujan Amazon Brasil dijual secara ilegal di Facebook. Beberapa plot yang terdaftar melalui layanan iklan baris Facebook memiliki luas 1.000 lapangan sepak bola.

Facebook mengatakan, pihaknya siap bekerja dengan otoritas lokal terkait masalah ini. Namun, raksasa media sosial tersebut mengindikasikan tidak akan mengambil tindakan independen untuk menghentikan perdagangan tersebut.

Baca Juga

"Kebijakan perdagangan kami mengharuskan pembeli dan penjual untuk mematuhi hukum dan peraturan," kata Facebook, dilansir di BBC, Jumat (26/2).

Pemimpin salah satu komunitas adat yang terkena dampak telah mendesak perusahaan teknologi tersebut untuk berbuat lebih banyak. Juru kampanye telah mengklaim pemerintah Brasil tidak mau menghentikan penjualan.

"Penjajah tanah merasa sangat diberdayakan sampai-sampai mereka tidak malu menggunakan Facebook untuk membuat kesepakatan tanah ilegal," kata Ivaneide Bandeira, kepala LSM lingkungan Kanindé.

Siapapun dapat menemukan plot tanah yang diserang secara ilegal dengan mengetikkan padanan bahasa Portugis untuk istilah pencarian seperti "hutan", "hutan asli" dan "kayu" ke dalam alat pencarian Facebook Marketplace, dan memilih salah satu negara bagian Amazon sebagai lokasi.

Beberapa daftar iklan menampilkan citra satelit dan koordinat GPS. Banyak iklan penjualan tanah ini datang dari Rondonia, negara bagian yang paling gundul di kawasan hutan hujan Brasil.

Banyak penjual secara terbuka mengakui, mereka tidak memiliki hak atas tanah, satu-satunya dokumen yang membuktikan kepemilikan tanah di bawah hukum Brasil. Kegiatan ilegal tersebut dipicu oleh industri peternakan sapi Brasil.

Deforestasi di Amazon Brasil mencapai titik tertinggi dalam 10 tahun. Marketplace Facebook telah menjadi situs tujuan bagi penjual seperti Fabricio Guimaraes, yang difilmkan oleh kamera tersembunyi.

"Tidak ada risiko pemeriksaan oleh agen negara di sini," katanya saat berjalan melalui sepetak hutan hujan yang telah dibakar hingga rata dengan tanah.

Dengan tanah yang dibuka secara ilegal dan siap untuk bertani, dia telah melipatgandakan harga permintaan awalnya menjadi 35 ribu dolar AS.

Fabricio bukanlah seorang petani.  Dia memiliki pekerjaan kelas menengah yang tetap di kota, dan memandang hutan hujan sebagai peluang investasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement