REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seluruh keluarga di Inggris yang memiliki anak usia sekolah atau mahasiswa akan ditawari dua kali tes cepat Covid-19 per orang setiap pekannya. Pada Ahad (28/2), Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan, tujuannya mendukung prioritas pemerintah agar kaum muda kembali bersekolah.

Pada pekan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menetapkan rencana bertahap untuk mengakhiri penguncian Covid-19 terbaru di Inggris. Dia merekomendasikan pendekatan 'hati-hati' dalam upaya mencegah pemberlakuan lebih lanjut penguncian total, yang telah melumpuhkan ekonomi.

Johnson mengatakan, tahap awal akan memprioritaskan pembukaan kembali sekolah pada 8 Maret. Pada masa awal itu, jumlah kehadiran orang selama pertemuan di luar ruangan akan sangat dibatasi.

Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan, alat tes cepat bisa didapatkan mulai Senin (1/3) di lebih dari 500 tempat, atau melalui layanan tes di tempat kerja dan fasilitas masyarakat. Murid sekolah menengah dan mahasiswa akan dites Covid-19 dua kali sepekan.

Mereka akan menjalani tes awal di sekolah atau di kampus sebelum beralih ke tes di rumah. Murid sekolah dasar tanpa gejala tidak akan dites di sekolah, tetapi orang tua mereka akan diminta untuk melakukan tes pada anak mereka di rumah.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, satu dari tiga orang pengidap Covid-19 tidak bergejala. "Sehingga tes rutin dan yang ditargetkan akan membuat sekolah dan perguruan tinggi terhindar dari peningkatan kasus positif," kata dia.

Jumlah infeksi Covid-19 di Inggris turun. Menurut data Kantor Stastistik Nasional Inggris pada Jumat (26/2), dalam sepekan hingga 19 Februari, satu dari 145 orang terinfeksi Covid-19.

Ikuti Whatsapp Channel Republika