Ahad 28 Feb 2021 12:48 WIB

Gubernur: BBWS agar Normalisasi Kali Babon

Normalisasi dikebut dan terkonsentrasi pada titik kritis yang perlu penanganan

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo (berpaiaan olahraga sepeda) melihat proses penanganan ganangan di sejumlah pompa pengendali banjir di kawasan kali Babon, di kawasan Kaligawe, Kota Semarang, Ahad (28/2). (foto: istimewa)
Foto: istimewa
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo (berpaiaan olahraga sepeda) melihat proses penanganan ganangan di sejumlah pompa pengendali banjir di kawasan kali Babon, di kawasan Kaligawe, Kota Semarang, Ahad (28/2). (foto: istimewa)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana melakukan normalisasi kali Babon. Normalisasi ini menjadi solusi guna menangani persoalan genangan banjir di kawasan Kaligawe dan sekitarnya.

Sejauh ini, genangan banjir yang menjadi persoalan di kawasan Kaligawe dan sekitarnya, bersumber dari kali Babon. Karena sedimentasinya cukup tinggi hingga sungai tersebut tidak berfungsi maksimal.

Selain akibat faktor cuaca, hujan dengan intensitas tinggi sejumlah pompa pengendali banjir yang ada di sekitar kali Babon tidak optimal, hingga langah darurat harus segera diambil untuk mengatasi problem genangan tersebut.

“Maka saya minta agar langkah- langkah untuk mengendalikan genangan banjir di Kaligawe dan sekitarnya perlu dilakukan normalisasi kali Babon,” ungkap Ganjar, Ahad (28/2).

Terkait hal tersebut, gubernur mengaku sudah berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juwana. Intinya, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut meminta agar normalisasi dikebut dan terkonsentrasi pada titik kritis yang membutuhkan penanganan jangka pendek dan jangka panjang.

Karena di kawasan titik kritis juga terdapak sejumlah industri besar, gubernur juga ingin agar BBWS Pemali Juwana bisa mengajak perusahaan- perusahaan di kawasan tersebut untuk ikut terlibat dalam rangka mempercepat penanganannya.

“Kita gotong- royong bersama-sama agar ada percepatan. Saya bayangkan kalau kali Babon dikeruk, kanan kirinya dibuat tanggul tinggi seperti di Belanda, itu akan membantu penanganan genangan banjir di Kaligawe,” lanjutnya.

Sebelumnya, gubernur menyempatkan untuk berkeliling memantau perkembangan genangan banjir di sejumlah titik di wilayah Kota semarang, di tengan aktivitas olahraga bersepeda, Ahad pagi.

Ada sejumlah titik yang dipantau, mulai dari kolam retensi Banjardowo, Kecamatan Genuk dan mengecek genangan beberapa tempat di kawasan Jalan Woltermonginsidi, juga di wilayah Kecamatan Genuk.

Lokasi- lokasi yang didatangi gubernur tersebut, sebelumnya merupakan kawasan yang tergenang banjir cukup parah di beberapa pekan terakhir, hingga mengganggu aktivitas warga maupun lalu lintas di kawasan Pantura Kota semarang.

Kini genangan sudah mulai surut dan tak lagi menggenangi jalan utama, karena intensitas hujan mulai berkurang dalam beberapa hari terakhir. Pun demikian genangan di sepanjang Jalan Kaligawe Semarang.

Hampir seluruh jalan pantura itu kini sudah surut bahkan kering. Genangan kini hanya menyisakan di beberapa titik, seperti di depan RSI Sultan Agung dan sekitar lampu merah Trimulyo, kecamatan Genuk.

Beberapa hari lalu, ruas Jalan Kaligawe terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 40 centimeter. Di bawah jembatan tol Kaligawe yang tadinya banjir cukup dalam, kini juga sudah mulai surut.

“Alhamdulillah mulai surut, kemarin memang saya minta dilakukan tindakan darurat dengan menambah kapasitas pompa. Meskipun belum tuntas, sekarang juga sudah mulai surut genangannya,” tegas gubernur.

Penanganan darurat tersebut, masih kata Ganjar, juga dilakukan untuk menangani problem banjir di Kota Pekalongan. Penambahan kapasitas pompa air tersebut untuk mempercepat penanganan banjir janga pendek.

Sementara untuk penanganan banjir jangka panjang –baik di Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Kota Pekalongan sudah dibahas secara berjenjang, mulai dari kabupaten/kota hingga pemerintah pusat.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga sudah menganggarkan perencanaan dalam waktu pendek, yakni menambah kapasitas pompa. “Karena beberapa daerah itu perlu kita bereskan dengan cepat,” lanjutnya.

Penanganan problem banjir di daerah tersebut perlu dikeroyok dan tindakan yang dilakukan harus dengan kondisi kedaruratan. Guberur jga sudah menghitung kalau ingin terus dipercepat dengan penambahan pompa, paling tidak butuh anggaran sekitar Rp 75 miliar.

Karena itu, gubernur minta dicarikan dananya agar bisa dipasang dengan cepat, karena musim penghujan juga masih berlangsung. Sambil menunggu dana penambahan pompa tersebut, semua pompa yang ada harus dipastikan optimal beroperasi untuk mengantisipasi curah hujan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement