Ahad 28 Feb 2021 12:33 WIB

Vaksin Berjalan Masif, Masyarakat Indonesia Patut Bersyukur

produksi vaksin belum sebanding dengan permintaan

Rep: m nusryamsi/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kanan) didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada pekerja sektor pariwisata di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (27/2/2021). Vaksinasi COVID-19 kepada pekerja sektor pariwisata yang dimulai di Provinsi Bali tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 sekaligus sebagai salah satu upaya memulihkan sektor pariwisata.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kanan) didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 kepada pekerja sektor pariwisata di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (27/2/2021). Vaksinasi COVID-19 kepada pekerja sektor pariwisata yang dimulai di Provinsi Bali tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 sekaligus sebagai salah satu upaya memulihkan sektor pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia menjadi salah satu dari beberapa negara dunia yang telah menjalankan program vaksinasi Covid-19. Pengamat Komunikasi lulusan Universitas Indonesia Fatimah Ibtisam mengatakan kenyataan tersebut dinilai patut disyukuri mengingat kesulitan bagi sejumlah negara untuk mendapatkan vaksin. Sebab saat ini miliaran penduduk di sejumlah negara membutuhkan vaksin secara bersamaan. 

Di sisi lain, ucap Tisam, produksi vaksin belum sebanding dengan permintaan. Oleh karena itu, banyak negara yang masih belum bisa melakukan vaksinasi untuk masyarakatnya. Tisam menilai program vaksinasi ini sangat penting dan mesti dimanfaatkan masyarakat di Indonesia. 

"Kita patut bersyukur sebab Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa menyediakan vaksin. Rasa syukur itu mesti dituangkan dengan cara proaktif memanfaatkan program vaksinasi ini," ujar Tisam di Jakarta, Ahad (28/2). 

Menurut Tisam, secara komunikasi publik, pemerintah perlu untuk lebih gencar menginformasikan kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi ini untuk memutus mata rantai pandemi yang sudah berlangsung tepat setahun di Indonesia. 

"Edukasi dan komunikasi publik penting untuk terus ditingkatkan. Ini agar masyarakat bisa memahami secara utuh bahwa vaksin yang kini ada dan telah didistribusikan adalah vaksin yang aman dan halal. Dengan arus informasi yang begitu deras, sangat penting memastikan bahwa informasi kesehatan yang benar sampai ke masyarakat," ungkap Tisam.

Apa yang disampaikan Tisam senada dengan pernyataan yang baru disampaikan Sekjen PBB Antonio Gutteres. Antonio menyesali masih banyaknya negara yang belum sama sekali melakukan vaksin kepada masyarakatnya. Tercatat ada sekitar 130 negara yang belum melakukan program vaksin. Sebaliknya sejumlah negara maju ada yang telah melakukan vaksinasi sekitar 75 persen dari total masyarakatnya. 

Indonesia jadi salah satu negara yang sejak awal tahun telah menggelar vaksinasi. Bahkan kini vaksinasi telah mayoritas menjangkau tenaga kesehatan, keamanan, dan petugas di garda terdepan penanganan Covid. Per Februari ini vaksin telah mulai dilakukan di kalangan masyarakat umum. Sejumlah pedagang pasar dan wartawan telah divaksinasi. Secara besar-besaran, vaksinasi akan dilakukan Maret dan April ini. 

"Tentu ini akan menjadi saat yang paling penting bagi usaha untuk memutus mata rantai Covid. Vaksinasi serentak jelas bukan perkara mudah. Ini salah satu pekerjaan besar dalam pelayanan kesehatan publik. Pemerintah mesti melakukan vaksin serentak bagi sekitar 200 juta masyarakat dalam waktu yang singkat," ucap Tisam.

Tisam menyebut vaksinasi serentak merupakam pekerjaan besar yang tentu tak bisa sekadar dilakukan pemerintah, tapi mesti melibatkan masyarakat yang  proaktif. Tisam menilai Indonesia harus memanfaatkan ketersediaan vaksin.

Di sisi lain, lanjut Tisam, keberhasilan Indonesia mengamankan vaksin tak terlepas dari langkah cepat pemerintah yang berkoordinasi dengan sejumlah lembaga di dunia. Tim yang dipimpin Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara cepat melakukan kunjungan ke sejumlah negara untuk mengamankan stok vaksin. Tercatat kunjungan menyasar ke Cina, Swiss, Uni Emirat Arab, maupun Inggris. Dari deretan kunjungan itu Indonesia telah memastikan ratusan juta vaksin siap disalurkan kepada masyarakat. 

Target pemerintah pada akhir tahun ini, Indonesia telah melakukan program vaksinasi pada mayoritas masyarakat. Dengan program vaksinasi yang sukses maka harapan besar untuk mengakhiri mata rantai pandemi yang telah menginfeksi 109 penduduk dunia dengan angka kematian mencapai sekitar 2,4 juta jiwa itu bisa dicapai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement