Ahad 28 Feb 2021 06:44 WIB

BMH Yogyakarta Salurkan Bantuan untuk Pejuang Keluarga

Pejuang Keluarga adalah masyarakat yang tetap bekerja walau dalam keterbatasan.

Laznas BMH Perwakilan Yogyakarta menyerahkan paket bantuan untuk Pejuang Keluarga.
Foto: Dok BMH
Laznas BMH Perwakilan Yogyakarta menyerahkan paket bantuan untuk Pejuang Keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Wabah pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi semua lapisan masyarakat. Semua orang dituntut untuk tetap bertahan dimasa-masa sekarang ini. Terlebih bagi masyarakat ekonomi bawah.

Dalam rangka membantu masyarakat yang tetap bersemangat untuk mencari rezeki di masa pandemi, Lembaga Amil Zakat Nasional  (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Yogyakarta menyalurkan bantuan sembako berupa paket Pejuang Keluarga, Jumat  (26/2).

Penyaluran paket Pejuang Keluarga tersebut dilaksanakan di Masjid Danunegaran, Jalan  Parangtritis  Yogyakarta. 

Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Yogyakarta, Syai’in Kodir menyatakan, program Pejuang Keluarga yang diinisiasi oleh lembaganya menyasar kepada masyarakat yang sedang bekerja walau dengan keterbatasan.

“Kami menyasar kepada tukang becak yang biasa mangkal dan beristirahat di Masjid Danunegaran Yogyakarta. Pada kali ini kami bekerja sama dengan takmir masjid Danunegaran dalam penyalurannya,” kata Syai’in dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, Yogyakarta yang notabene sebagai kota wisata yang biasanya jalanan kota ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara, terlebih jalanan dekat dengan wilayah Malioboro. Namun  keadaan  sekarang belum normal seperti sebelumhya.

“Walau belum normal seperti sebelum ada pandemi, kawasan Malioboro dan sekitarnya sudah bisa digunakan untuk beraktivita, seperti yang dilakukan  tukang becak. Mereka tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada,” lanjut Syai’in.

Senanda dengannya juga disampaikan oleh Jamhuri, penerima manfaat program Pejuang Keluarga yang biasa mengayuh becaknya dari Malioboro sampai memasuki Jalan Parangtritis ini.

“Sekarang beda banget, Mas.  Kalau dulu sebelum ada Corona bisa pulang sebelum sore hari. Sekarang sampai malam pun belum dapat hasil separohnya dari sebelum ini,” ungkap Jamhuri.

Jamhuri mengemukakan,  meskipun perolehannya dari hasil menarik becak tidak seberapa, ia tetap bersyukur atas apa yang didapatnya.

“Alhamdulillah sedikit banyak tetap disyukuri, tidak saya saja yang seperti ini. Banyak teman  saya yang nasibnya sama,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement