Sabtu 27 Feb 2021 19:10 WIB

Demokrat Bantah Tudingan Partai Dinasti

Demokrat menegaskan pemilihan ketua berdasarkan kapasitas dan keterpilihan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menggelar konferensi pers menjawab tudingan kubu senior Partai Demokrat, Kuningan, Jakarta, Sabtu (27/2).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menggelar konferensi pers menjawab tudingan kubu senior Partai Demokrat, Kuningan, Jakarta, Sabtu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan membantah tudingan sejumlah eks kader bahwa Partai Demokrat adalah partai dinasti. Menurutnya anggapan itu hanya kebetulan lantaran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) anak dari mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Yang pertama ini adalah menyangkut masalah kemampuan, dan penerimaan pada pemegang hak suara. Jadi ini bukan (dinasti), kebetulan saja," kata Syarief dalam konferensi persnya di Kuningan, Jakarta, Sabtu (27/2).

Menurutnya hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Ketika Junior George Bush (George Walker Bush) menjadi presiden Amerika Serikat. Ia mengatakan hal tersebut bukan berarti ayahnya, George Bush, memintanya anaknya untuk jadi presiden, melainkan melalui proses pemilihan yang sah.

"Sekarang ada SBY, SBY lengser, partai Demokrat pilih ketua umum, ada yang berkualitas dipilih oleh pemegang hak suara seluruh Indonesia ya terpilihlah hanya karena kebetulan dia (AHY) adalah anak SBY. Jadi ini bukan menyangkut masalah dinasti. Ini menyangkut masalah keterpilihan, menyangkut masalah kapasitas," ujarnya.

Sebelumnya eks kader Partai Demokrat Darmizal menilai pemecatan yang dilakukan Partai Demokrat terhadap dirinya dilakukan secara sepihak. Ia menyayangkan epemimpinan Partai Demokrat saat ini yang kental dengan nuansa yang tidak taat aturan dan tidak demokratis.

"Tindakan pemecatan ini menunjukkan wajah SBY yang sebenarnya: antikritik, tidak demokratis, dan mengelola partai sesuai seleranya dan keluarga," ujar Darmizal, Jum'at (26/2) malam.

Darmizal pun menegaskan tindakan ini akan membuat  perjuangan kader untuk memperbaiki Partai Demokrat semakin kuat. Seluruh kader akan menggunakan momentum ini untuk melawan arogansi yang terjadi selama ini. Misalnya, memberangus weqenang, pengutipan iuran, politik transaksional, dan tanpa transparansi pengelolaan keuangan partai.

"Pemecatan ini akan semakin membuat agenda perubahan dan perbaikan partai semakin bergelora, semakin besar. KLB, insya Allah, akan segera dilakukan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement