Sabtu 27 Feb 2021 05:20 WIB

Bolehkah Pijat Bagian Cedera Saat Berolahraga?

Sebagian orang melakukan pemijatan pada bagian cedera saat berolahraga.

Berolahraga penting dilakukan, tapi tak kalah penting memahami aturannya agar cedera terhindar.
Foto: pixabay
Berolahraga penting dilakukan, tapi tak kalah penting memahami aturannya agar cedera terhindar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cedera dapat dialami siapa pun ketika berolahraga. Ketika terjadi, tidak sedikit yang menanganinya langsung dengan cara memijat pada bagian cedera. Amankah cara ini?

Ternyata, menurut subspesialis bidang Sports Injury dan Arthroskopi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Andi Nusawarta, M.Kes, Sp.OT (K), cara itu sebaiknya dihindari. Khususnya di fase-fase awal. Ia menyebut pemijatan pada cedera saat berolahraga dapat menyebabkan meningkatnya perdarahan dan bengkak pada daerah yang cedera. Itu kemudian berpotensi memperberat dan memperlambat masa penyembuhan.  

"Penderita cedera jangan dipijit karena itu akan menambah perdarahan dan pembengkakan apalagi kalau tiga hari pertama, itu akan makin jadi bengkaknya," kata dr. Andi dalam bincang-bincang virtual "Olahraga Optimal Bebas Cedera", Jakarta, Jumat (26/2).

Andi mengatakan boleh saja melakukan pemijatan asalkan sudah tidak terjadi pembengkakan. "Kalau mau pemijatan jangan di awal-awal tapi kalau tanda-tanda inflamasi sudah hilang tidak apa-apa," ujar dr. Andi.

 

Andi mengingatkan ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko cedera otot, sendi, dislokasi hingga patah tulang saat berolahraga. Di antaranya melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudahnya.

"Cedera terjadi karena pemanasan dan pendinginan yang tidak memadai, intensitas, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak sesuai," kata dr. Andi. "Selain itu bisa juga karena kelainan struktur misal panjang tungkai tidak sama, sendi dan ligamen lemah."

Selama masa pandemi, banyak orang yang memilih berolahraga di rumah dengan mengikuti latihan-latihan dari YouTube ataupun televisi. Menurut dr. Andi hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak memaksakan diri.

"Yang perlu diwaspadai adalah gerakan-gerakan yang tidak terbiasa dilakukan. Misal mau senam, yang kita lihat di Youtube kan orangnya sudah terbiasa kalau kita baru mulai, kadang belum mahir," ujar dr. Andi.

Andi melanjutkan, "Yang harus diwaspadai tingkatkan intensitasnya secara perlahan, kalau ngikutin kecepatannya susah, kita lambat enggak apa-apa."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement