Kamis 25 Feb 2021 05:49 WIB

Bappenas Diminta Jadi Quality Control Rebana Metropolitan

Rebana Metropolitan konsep futuristik pendorong terbesar ketiga ekonomi nasional

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Foto udara proyek pembangunan Kawasan Subang Smartpolitan di samping Tol Cipali di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Kawasan Subang Smartpolitan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam rencana Pemprov Jawa Barat dalam mengembangkan kawasan Metropolitan Rebana yang nantinya di kawasan tersebut akan diwujudkan penggunaan kendaraan listrik, industri 4.0, fiber optik, internet 5G, kota ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Foto udara proyek pembangunan Kawasan Subang Smartpolitan di samping Tol Cipali di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Kawasan Subang Smartpolitan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam rencana Pemprov Jawa Barat dalam mengembangkan kawasan Metropolitan Rebana yang nantinya di kawasan tersebut akan diwujudkan penggunaan kendaraan listrik, industri 4.0, fiber optik, internet 5G, kota ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan program strategis Rebana Metropolitan di hadapan Menteri PPN/Bappenas RI. Diharapkan Rebana Metropolitan masuk dalam daftar proyek strategis nasional. 

Ridwan Kamil menyatakan Rebana Metropolitan sebagai sebuah konsep futuristik pendorong terbesar ketiga pertumbuhan ekonomi nasional. Rebana Metropolitan berpotensi menopang laju pertumbuhan ekonomi Jabar hingga 7,13 persen, dengan penyerapan tenaga kerja 4,39 juta orang dan proyeksi investasi 7,77 persen pada 2030. 

Menurut Ridwan Kamil, mesin pertumbuhan Rebana Metropolitan akan berada di kawasan Pelabuhan Patimban di Subang, Bandara Kertajati (BIJB) di Majalengka, dan Cirebon.  “Ini akan membantu (ekonomi) nasional. Sehingga saya berharap tim dari Bappenas menjadi quality control dalam pengembangan kawasan strategis Rebana ini,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat rakor virtual Penajaman Rencana Proyek Prioritas Strategis, Rabu petang (24/2). 

Menurutnya, jika Rebana Metropolitan didukung Pusat, ia optimistis Jabar dapat menyumbang 1 persen pertumbuhan nasional. “Saya menawarkan (proyek strategis). Kalau mesin pertumbuhan ini dipakai, kita keroyok sama-sama sehingga menghasilkan persentase meningkat di 13 wilayah strategis nasional Cirebon, Patimban dan Rebana,” paparnya.  

Selain Rebana Metropolitan, Emil juga memaparkan pengembangan Jabar selatan terutama pembangunan infrastruktur sebagai stimulus pertumbuhan dan menghilangkan ketimpangan ekonomi.  

Menurut Emil, Jabar selatan sudah mendapat atensi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan oleh karena perlu ada intervensi infrastruktur dari Pusat agar tidak melulu menjadi kawasan terbelakang. Program yang sedang dikebut Pemdaprov Jabar untuk mengatasi semua masalah di Jabar selatan adalah pengembangan wilayah Jabar tengah.   “Oleh karena itu kami mohon pengembangan jalur tengah, pembangunan pelabuhan pariwisata dan food estate, mohon itu dijadikan prioritas,” katanya. 

Selain kawasan utara, selatan, dan tengah, Emil juga meminta pemerintah pusat memperhatikan kawasan Bandung Metropolitan, terutama pemulihan DAS Citarum dan bus rapid transit (BRT). Selama musim hujan yang telah berjalan beberapa bulan, kawasan Bandung Raya relatif masih aman dari ancaman banjir besar. “Ini menandakan kerja kita semua ini ada hasilnya. Apabila sampai kemarau Bandung Raya tidak banjir (besar), artinya apa yang telah didesain oleh Bappenas bersama kami semua membuahkan hasil yang signifikan dalam penanganan DAS Citarum,” paparnya.

Selain itu, kata dia, kawasan Bogor – Depok –  Bekasi – Puncak – Cianjur tidak luput dari perhatian. Emil juga meminta atensi yang sama untuk kawasan penyangga Ibu Kota Negara terutama dalam infrastruktur pengendali banjir, sampah, dan konservasi lingkungan. 

Khusus kawasan ini, kata dia, perlu ada koordinasi yang kuat antara Pemda Provinsi Jabar dengan DKI Jakarta.  “Karena bodebekpunjur ini harus sinkron dengan Pemda DKI Jakarta. Sehingga masalah banjir Jakarta, yang di hulu kita selesaikan  oleh program-program infrastruktur air. Yang urgent di jabodetabekpunjur, plus terkait pengolahan sampah,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement