Kamis 25 Feb 2021 02:01 WIB

UOB Dorong EBT Lewat Pembiayaan Bunga Nol Persen

Indonesia akan menghadapi tantangan untuk segera beralih ke energi baru terbarukan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Gedung Bank UOB Indonesia
Gedung Bank UOB Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT UOB Indonesia menjadi salah satu bank pelopor pembiayaan untuk energi baru terbarukan (EBT) di sektor swasta. Dengan adanya pembiayaan untuk energi baru terbarukan hingga ke segmen rumah tangga, target pemerintah untuk menekan emisi karbon bisa tercapai sesuai tenggat waktu.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, Indonesia akan menghadapi tantangan untuk segera beralih ke energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan sebelum terjadinya krisis energi fosil. Untuk itu, harus ada upaya agar transisi penggunaan energi baru terbarukan lebih merata.

“Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti, pemerataan infrastruktur dan teknologi pendukung hingga kemampuan sumber daya manusia. Lalu, kami juga memiliki panduan kerangka kerja pembiayaan berkelanjutan ke pebisnis untuk mulai model operasional sesuai aspek berkelanjutan,” ujarnya dalam seminar UOB Editor Media Circle bertajuk Menilik Peran Lembaga Keuangan Menuju Penerapan Smart City,  Rabu (24/2).

Head of Corporate Banking UOB Edwin Kadir mengatakan, perseroan menerbitkan kerangka pembiayaan kota berkelanjutan yang isinya untuk mendorong bauran energi baru terbarukan. 

“Potensi dari proyek pembiayaan ramah lingkungan ini sangat besar jika melihat target pemerintah menuju Green Energy sebesar 2.940 Megawatt. Program kami ini selaras dengan langkah yang diambil pemerintah maupun asosiasi,” ujarnya.

Edwin menjelaskan, salah satu program UOB untuk pembiayaan berkelanjutan residensial adalah pembiayaan kartu kredit dengan bunga 0 persen untuk nasabah yang mulai menggunakan produk pembangkit listrik tenaga atap. Program itu bernama U-Solar.

Investasi untuk beralih ke listrik tenaga surya bisa menjadi lebih rendah dengan program U-Solar karena nasabah akan mendapatkan bebas bunga hingga tenor 24 bulan. Untuk mendapatkan fasilitas itu, nasabah bisa menggunakan kartu kredit UOB jenis apapun. Bahkan, nasabah UOB juga tidak akan dikenakan biaya tambahan dalam pemasangan pemmbangkit listrik tenaga surya rooftop jika menggunakan kontraktor mitra UOB.

Pemerintah Indonesia memiliki target untuk akselerasi bauran energi baru terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050.  Sampai 2019, bauran energi baru dan terbarukan di  Indonesia baru mencapai 9,15 persen.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, target keberlanjutan yang dikejar pun bukan sekadar kebersihan secara visual, tetapi membuat  lingkungan bersih sesuai The Paris Agreement, yakni emisi karbon harus diturunkan sebesar 880 juta ton pada 2030.

“Kami mendapatkan jatah untuk turunkan karbon sebesar 340 juta ton. Nantinya, skema penurunan terbesar 75 persen dari energi baru terbarukan, sedangkan sisannya dari konservasi energi dengan menggunakan gas yang lebih ramah lingkungan ketimbang minyak,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement