Kamis 25 Feb 2021 05:18 WIB

Afghanistan Mulai Vaksin Covid Pertama dengan 500 Ribu Dosis

Fokus vaksinasi pada pasukan keamanan, jurnalis hingga dokter

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Afghanistan secara resmi meluncurkan program vaksinasi pertama Covid-19, Selasa (24/2). Peluncuran dilakukan di Istana Kepresidenan dengan partisipasi Presiden Ashraf Ghani dan beberapa pejabat dari Kementerian Kesehatan.

Untuk tahap pertama vaksinasi, Pemerintah Afghanistan fokus memberikan dosisnya untuk anggota pasukan keamanan Afghanistan, jurnalis, hingga dokter.

Presiden Ghani menyebut tahap pertama vaksinasi di Afghanistan akan dimulai dengan 500.000 dosis. "Pemerintah sedang mengupayakan untuk menyediakan vaksin yang mencakup 40 persen populasi pada putaran kedua," kata dia dilansir di AhlulBayt News Agency (ABNA), Rabu (24/2).

Baru-baru ini, Afghanistan menerima 500.000 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca dari India. Vaksin tersebut diproduksi oleh Serum Institute of India.

Hingga saat ini, Afghanistan diketahui melaporkan 55.646 kasus terkonfirmasi  Covid-19. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga melaporkan 2.435 kasus kematian akibat pandemi itu.

Namun, sebuah survei yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Afghanistan Agustus lalu memperkirakan sepertiga dari populasi, atau hampir 10 juta orang, kemungkinan besar telah terinfeksi virus Covid-19.

Sebelumnya, pejabat kesehatan Afghanistan mengatakan pemerintah ingin memvaksinasi 20 persen populasi negara dalam enam bulan ke depan. Negara serta organisasi donor telah menyumbangkan 112 juta dolar AS.

Sejauh ini, pemberian vaksin Covid-19 telah diterapkan di setidaknya 50 negara di seluruh dunia.

Afghanistan diyakini mengalami pukulan parah akibat menyebarnya pandemi Covid-19 pada tahun lalu. Tetapi, aturan kuncian atau lockdown terbatas dan sektor perawatan kesehatan yang bobrok, memberikan kontribusi buruk atas terhambatnya kemampuan negara dalam melacak penyebaran virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement