Rabu 24 Feb 2021 14:10 WIB

Lelang SBSN, Kemenkeu Serap Rp 4,9 Triliun

Karena di bawah target, pemerintah melakukan lelang tambahan tiga SBSN pada Rabu ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Pengendara motor melintas di depan logo Kementerian Keuangan, Jakarta (ilustrasi). DJPPR Kementerian Keuangan menyerap dana sebesar Rp 4,9 triliun dari lelang enam seri surat berharga syariah negara (SBSN).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pengendara motor melintas di depan logo Kementerian Keuangan, Jakarta (ilustrasi). DJPPR Kementerian Keuangan menyerap dana sebesar Rp 4,9 triliun dari lelang enam seri surat berharga syariah negara (SBSN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan telah menyerap dana sebesar Rp 4,9 triliun dari lelang enam seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 24,23 triliun. Adapun realisasi hasil lelang sukuk ini belum memenuhi target indikatif Rp 12 triliun.

Berdasarkan keterangan resmi Kemenkeu, Rabu (24/2), surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPN-S 10082021 (reopening), PBS027 (reopening), PBS017 (reopening), PBS029 (reopening), PBS004 (reopening), dan PBS028 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Baca Juga

Dalam proses lelang tersebut, permintaan investor yang masuk kembali menurun sebesar Rp 24,2 triliun. Adapun jumlah permintaan investor yang masuk pada lelang sebelumnya sebesar Rp 26,1 triliun.

Tercatat jumlah dimenangkan seri SPNS10082021 sebesar Rp 4,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,07950 persen. Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 10 Agustus 2021 ini mencapai Rp 4,88 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3,03 persen dan tertinggi 4,5 persen.

 

Seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp 0,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,60941 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp 4,93 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,58 persen dan tertinggi 7,4 persen.

Seri PBS004 jumlah dimenangkan mencapai Rp 0,035 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,52 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037 ini mencapai Rp 2,48 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,52 persen dan tertinggi 7,35 persen.

Seri PBS028 jumlah dimenangkan mencapai Rp 0,06 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,12381 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp3,6 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,05 persen dan tertinggi 7,4 persen.

Pemerintah tidak memenangkan lelang dari penawaran masuk untuk PBS027 dan PBS017, meski total penawaran dari kedua seri tersebut mencapai Rp 7,41 triliun. Dengan hasil lelang ini, maka realisasi penerbitan sukuk negara hingga Januari-Februari 2021 telah mencapai Rp 48,9 triliun.

Pada lelang sebelumnya yang dilaksanakan pada 9 Februari lalu, nominal yang dimenangkan sempat membaik, yakni sama dengan target indikatif yang ditentukan sebesar Rp 12 triliun. Namun kini, nominal yang dimenangkan kembali lebih rendah.

Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari hasil lelang SBSN hari ini yang kembali di bawah target indikatif, pemerintah akan melakukan lelang tambahan (green shoe option) pada Rabu (24/2), tiga seri SBSN yaitu PBS029, PBS004, PBS028, mengingat kecilnya penawaran yang dimenangkan pada lelang hari ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement