Selasa 23 Feb 2021 20:52 WIB

Dinkes Purbalingga Hanya Terima 8.000 Dosis Vaksin

Vaksin yang tersedia saat ini hanya bisa diberikan bagi 4.000 orang.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac. ilustrasi
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Program vaksinasi tahap II di Kabupaten Purbalingga, mulai dilaksanakan Selasa (23/2). Namun dalam pelaksanaan program vaksinasi ini, Dinas Kesehatan setempat hanya menerima 1.000 botol vaksin.

''Setiap botol vaksin, bisa digunakan untuk melakukan penyuntikan vaksin bagi 8 orang. Atau dengan 1.000 botol yang tersedia, berarti bisa dilakukan penyuntikan untuk sekitar 8.000 orang,'' kata Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, drg Hanung Wikantono.

Baca Juga

Namun mengingat setiap orang harus mendapat dua kali penyuntikan, maka vaksin yang tersedia saat ini hanya bisa diberikan bagi 4.000 orang. ''Dengan demikian, vaksinasi tahap II ini akan dilakukan dalam beberapa gelombang. Tergantung vaksin yang kita terima,'' jelasnya.

Menurutnya, jumlah dosis vaksin yang diterima tersebut, masih jauh dari yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program vaksinasi tahap II. Sesuai rencana, dalam tahap II ini ada 32.000 orang yang akan mendapat suntikan vaksin.

 

"Dengan demikian, dosis vaksin yang tersedia saat ini hanya mencakup 12,5 persen dari yang dibutuhkan,'' katanya.

Dalam program vaksinasi tahap II ini, pihaknya telah menetapkan kelompok masyarakat yang akan mendapat suntikan vaksin. Mereka terdiri dari kalangan anggota DPRD, pejabat publik, TNI/Polri, pedagang pasar, ASN, dan wartawan. ''Wartawan di Purbalingga sudah kita masukkan ke daftar vaksinasi tahap kedua, bersama dengan pelayan publik lainnya,'' kata Hanung.

Mengingat terbatasnya vaksin yang tersedia saat ini, maka belum seluruh sasaran akan mendapat suntikan pada gelombang pertama. ''Awalnya, kita merencanakan vaksinasi tahap II penyuntikan pertama, bisa selesai pada 28 Februari 2021. Namun karena jumlah vaksin yang terbatas, kemungkinan akan lebih lama,'' ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement