Selasa 23 Feb 2021 19:35 WIB

Mayoritas Pengungsi Korban Banjir di Kudus Sudah Pulang

Genangan air di sejumlah desa terdampak banjir di Kabupaten Kudus mulai surut.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kedua kiri) berdoa bersama korban banjir di tempat pengungsian Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). Banjir yang merendam tiga kecamatan di kabupaten Kudus lebih dari sepekan itu mengakibatkan sebanyak 858 jiwa diungsikan.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kedua kiri) berdoa bersama korban banjir di tempat pengungsian Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). Banjir yang merendam tiga kecamatan di kabupaten Kudus lebih dari sepekan itu mengakibatkan sebanyak 858 jiwa diungsikan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Mayoritas pengungsi akibat korban banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Itu menyusul genangan air di sejumlah desa terdampak banjir mulai surut.

"Di Kecamatan Jati pengungsi yang bertahan hanya dari Desa Tanjungkarang masih ada 74 jiwa, sedangkan di Balai Desa Jati Wetan yang sebelumnya mencapai 336 orang, per hari ini (Selasa, 23/2) pulang semuanya," kata Camat Jati Andreas Wahyu di Kudus, Selasa.

Pulangnya para pengungsi di Desa Jati Wetan, selain karena curah hujan yang mulai menurun, pintu pembuang banjir menuju Sungai Wulan sudah bisa dibuka menyusul debit airnya yang juga turun.

Kepala Desa Jati Wetan Suyitno membenarkan bahwa warganya yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Jati Wetan, per Selasa (23/2) pukul 12.00 WIB sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Sepanjang pintu air pembuang ke Sungai Wulan bisa dibuka, maka surutnya genangan banjir di Desa Jati Wetan bisa berlangsung cepat.

Sementara lamanya genangan banjir selama ini disebabkan karena belum bisa dibukanya pintu pembuang karena debit Sungai Wulan masih tinggi. "Bersyukur sejak hari Minggu (21/2), pintu pembuang bisa dibuka karena debitnya airnya kurang dari 200 meter kubik per detik," ujarnya.

Untuk pengungsi di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo yang masih bertahan hanya delapan orang karena lainnya sudah pulang ke rumahnya. "Hingga hari ini (23/2) pengungsi yang masih bertahan hanya delapan orang," ujar Camat Mejobo Aan Fitriyanto.

Sementara pengungsi di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, kata Camat Undaan Rifai Nawawi, per Selasa (23/2) juga sudah pulang, dengan jumlah pengungsi terakhir sebanyak 74 jiwa.

Para pengungsi juga mendapatkan bantuan uang saku untuk anak-anak usia sekolah sebanyak 14 anak, masing-masing Rp 50.000 dari camat setempat, sedangkan untuk ibu menyusui dan lansia ada 12 orang mendapatkan bantuan Rp 50.000 dari kepala desa dan ketua BPD. Mereka juga mendapatkan bantuan susu dan popok untuk balita serta masih diberikan bantuan paket dari presiden.

Pemerintah setempat juga akan membantu paket kebutuhan pokok untuk 855 rumah terdampak, meliputi beras 2,5 kilogram, minyak goreng 1 kg, gula 1 kg, teh, perlengkapan mandi dan mi. Para pengungsi yang bertahan di tempat pengungsian tercatat sudah tiga pekan lebih.

Misal, pengungsi di Desa Karangrowo tercatat sejak tanggal 3 Februari 2021, sedangkan di Desa Jati Wetan ada yang sejak tanggal 5 Februari 2021, namun per hari ini (23/2) semuanya sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement