Rabu 24 Feb 2021 00:03 WIB

Holding Panas Bumi, Pertamina Ikut Kebijakan Pemerintah

Pembentukan holding panas bumi memang bertujuan untuk meningkatkan sinergi BUMN

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina akan mengikuti kebijakan yang diambil oleh pemegang saham terkait kebijakan strategis BUMN untuk membangun Holding Geothermal.
Foto: borneomagazine.com
Pertamina akan mengikuti kebijakan yang diambil oleh pemegang saham terkait kebijakan strategis BUMN untuk membangun Holding Geothermal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian BUMN akan membuat holding panas bumi. Menangapi rencana tersebut, PT Pertamina (Persero) mengaku siap melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

SVP Coorporate Communication Pertamina Agus Suprijanto menjelaskan saat ini pembentukan holding panas bumi masih dalam tahap pembahasan oleh Kementerian. "Pertamina akan mengikuti kebijakan yang diambil oleh pemegang saham terkait kebijakan strategis BUMN untuk membangun Holding Geothermal," ujar Agus kepada Republika, Selas (23/2).

Baca Juga

Agus juga menjelaskan seperti apa teknis dari holding ini Pertamina masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN. Selagi menunggu keputusan rencana holding tersebut kata Agus Pertamina tetap fokus melakukan operasional dan pengembangan panas bumi di Indonesia.

"Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy saat ini tetap fokus menjalankan operasional dengan mengelola 14 wilayah kerja Geothermal yang dipercayakan oleh pemerintah," ujar Agus.

Wakil Menteri I Kementerian BUMN Pahala Mashury menjelaskan rencana pembentukan holding panas bumi ini memang bertujuan untuk meningkatkan sinergi BUMN-BUMN yang punya wilayah kerja panas bumi. Kedepannya, melalui holding ini maka kerja operasional bisa lebih efektif. Disatu sisi, geliat eksplorasi panas bumi untuk bisa memanfaatkan sebesar besarnya potensi dalam negeri bisa terwujud.

"Kami memang punya rencana untuk menggabungkan aset panas bumi dari ketiganya. Pertamina, PLN dan Geodipa. Ini nantinya akan terbentuk sinergi yang optimal dalam pengembangan, pengeboran, transmisi energi dan juga pendanaan," ujar Pahala kepada Republika, Ahad (21/2).

Pahala juga menjelaskan dengan adanya holding panas bumi ini maka Indonesia akan memiliki perusahaan geothermal terbesar di dunia. Ia mengatakan dalam kapasitas terpasang panas bumi melalui holding ini akan naik cukup signifikan.

"Ini merupakan inisiatif pengembangan baru dan terbarukan. Rencana kami realisasinya di 2021," ujar Pahala.

Rencananya, holding panas bumi ini akan diisi oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Perusahaan Listrik Negara Gas dan Geothermal (PLN GG) dan PT Geodipa. Ketiga perusahaan ini punya rencana dan aset yang sudah beroperasi hingga saat ini.

Untuk PGE, dalam lima tahun ke depan berencana untuk menggandakan kapasitas terpasang PLTP dari kapasitas eksisting sebesar 672 MW menjadi sekitar 1.300 MW atau (1,3 GW).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement