Selasa 23 Feb 2021 06:03 WIB

UMM Bahas Pembentukan Manusia dari Sisi Agama dan Medis

proses penciptaan manusia yang terdapat dalam Alquran surat Al-Mukminun Ayat 12-14.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggerakan kajian bulanan berjudul Membaca Lebih Dekat Asal-muasal Manusia.
Foto: Humas UMM
Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggerakan kajian bulanan berjudul Membaca Lebih Dekat Asal-muasal Manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggerakan kajian bulanan berjudul Membaca Lebih Dekat Asal-muasal Manusia, Ahad (21/2). Pembahasan ini dalam mengkaji perpaduan proses penciptaan manusia secara agama dan medis.

Dokter dari RSU UMM, Thontowi Djauhari, hadir sebagai pemateri di kajian yang diselenggarakan PSIF UMM. Pria disapa Tomi ini menjelaskan proses penciptaan manusia yang terdapat dalam Alquran surat Al-Mukminun Ayat 12 hingga 14. Kemudian dia menguraikan isi dan makna dari ayat tersebut.

"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati berupa tanah, kemudian saripati tersebut kami jadikan nutfah yang tersimpan di tempat kokoh. Lalu nutfah menjadi alaqoh dan menjadi mudghoh. Kemudian mudghoh tersebut menjadi tulang belulang. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik," kata Tomi.

Menurut Tomi, fase-fase yang tertera dalam ayat Alquran sama dengan pembentukan manusia dalam medis. Pada bahasa Arab, 'alaqoh' berarti lintah atau segumpal darah. Di masa awal bentuk embrio itu seperti lintah. 

Pada masa perkembangan embrio gumpalan-gumpalan darah tersebut menyatu dan menjadi segumpal daging. Dari sini, tahap mudghoh dimulai, yakni janin tersebut terus berkembang memiliki tulang dan daging. Lalu sampailah pada tahap sang ibu melahirkan.

Menyambung penjelasannya, Tomi kembali mengutip Alquran surat Al-Isra' Ayat 36. "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya," ucapnya menjelaskan arti dari ayat tersebut.

Menurut Tomi, urutan yang tertera dalam ayat Alquran unik dan penting. Hal ini karena sesuai dengan jalannya indra pada bayi. Ketika janin melewati masa mudghoh dan sampai pada fase fetal,  hal pertama yang terbentuk adalah telinga di mana bayi bisa mendengar. 

Lalu diikuti dengan terbentuknya mata yang akan berfungsi empat minggu setelah dilahirkan. Setelah bisa melihat, bayi akan mulai memakai perasaannya untuk berfikir.

Tomi menutup materinya dengan mengutip makna dari Alquran surat At-Tin ayat 4. "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," jelas Tomi dalam pesan resmi yang diterima Republika,, Senin (22/2).

Dari ayat tersebut, Tomi menyampaikan, kedua sudut pandang dari sisi medis dan agama masyarakat dapat lebih mudah memahami dan saling bertukar informasi. Dia berharap dengan perbedaan sudut pandang ini dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement