Senin 22 Feb 2021 23:39 WIB

Mahasiswa UII Ukir Prestasi di Scripta Research Festival

Mahasiswa UII menyajikan makalah terapi sel kanker prostat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fuji Pratiwi
Kanker Prostat (ilustrasi). Menyuguhkan makalah tentang pengobatan kanker prostat, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) sukses meraih Juara II dalam Scripta Research Festival (SRF).
Kanker Prostat (ilustrasi). Menyuguhkan makalah tentang pengobatan kanker prostat, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) sukses meraih Juara II dalam Scripta Research Festival (SRF).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) sukses meraih Juara II dalam Scripta Research Festival (SRF). Kompetisi diselenggarakan 11 Oktober 2020-31 Januari 2021 di Universitas Sumatea Utara (USU).

Fathiyatul Mudzkiroh, Zavia Putri Salsabila, dan Violetta Meitrie Sugianto mengusung makalah 'Karakterisasi MicroRNA-203 Terenkapsulasi Liposom dengan Konjugasi Single Stranded Oligonukleotida sebagai Novel Terapi Sel Kanker Prostat Tertarget'.

Baca Juga

Fathiyatul mengatakan, penelitiannya didasarkan tingginya kasus kanker prostat di Asia. Ada 7 dari 100.000 orang terkena kanker prostat, dan di Indonesia sendiri jumlahnya mencapai 10,3 per 100.000 populasi yang diprediksi akan terus meningkat.

"Belum ada pengobatan atau terapi yang efektif untuk menangani kanker prostat. Ini mendorong kami membuat penelitian yang dapat digunakan sebagai inspirasi mengembangkan obat anti kanker prostat," kata Fathiyatul, Senin (22/2).

Kanker ini menempati posisi tertinggi kedua di dunia bagi laki-laki setelah kanker paru-paru. Angka kematiannya cukup tinggi, terutama terjadi kepada pasien KP metastatik. Perkiraannya dapat bertahan selama sekitar 19 bulan.

Jumlah kasus KP terbanyak dunia ada di Amerika dan Eropa, dengan tingkat kematian tertinggi di Asia. Hal ini disebabkan proses screening KP yang hanya bisa dilakukan dengan prostate specific antigen test, namun teknologi ini belum banyak di Asia.

Violetta menyebut, KP terkait banyak faktor risiko. Antara lain usia 50 tahun lebih dan gen yang berhubungan dengan gen HPC, kelainan metabolik seperti diet tinggi lemak jenuh, obesitas dan diabetes melitus juga bisa jadi faktor risiko dari KP.

Hasil penelitian kami menunjukkan miR-203 dapat secara efektif menjadi agen terapi kanker prostat. Untuk meningkatkan bioavailabilitas miR-203 dapat enkapsulasi oleh liposom. Penargetan spesifik dapat dilakukan dengan modifikasi liposom aptamer A9g.

"Menargetkan PSMA dalam kanker prostat yang sekaligus menghambat metastasis sel kanker prostat," ujar Violetta.

Kesimpulannya, miR-203 terenkapsulasi liposom termodifikasi aptamer A9g bisa jadi desain pengobatan baru yang menjanjikan untuk pasien kanker prostat. Meski begitu, perlu penelitian lanjutan soal efektivitas, spesifisitas dan efek sampingnya.

"Menang adalah hasil buah usaha, namun kalah bukan berarti tidak berusaha. Pada setiap perlombaan kita akan mendapatkan banyak pelajaran, coba dan belajar terus serta jangan pernah berhenti," kata Zavia, menambahkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement