Jumat 19 Feb 2021 17:07 WIB

2.267 Rumah Warga di Cirebon Terendam Banjir

Di Desa Ciuyah, Kecamatan Waled ketinggian banjir mencapai 20–150 sentimeter.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga melintasi banjir yang merendam di desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2020). Ilustrasi
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga melintasi banjir yang merendam di desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2020). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir merendam 2.267 rumah warga di lima desa di Kabupaten Cirebon, Kamis (18/2) hingga Jumat (19/2). Banjir terjadi setelah hujan mengguyur dengan intensitas tinggi dan durasi lama.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menyebutkan, kelima desa terendam banjir itu adalah Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon dan Desa Gebang Udik, Kecamatan Gebang. Selain itu, Desa Ciuyah, Gunungsari dan Mekarsari, yang semuanya terletak di Kecamatan Waled.

Alex menyebutkan, dari kelima desa itu, banjir terparah terjadi di Desa Ciuyah, Kecamatan Waled. Di lokasi tersebut, ketinggian banjir mencapai 20–150 cm. Sedangkan di desa lainnya, ketinggian banjir bervariasi antara 20–70 cm."Banjir ada yang sudah surut, adapula yang masih tergenang,’’ kata Alex, Jumat (19/2).

Alex menyebutkan, selain Desa Ciuyah, banjir masih menggenangi Desa Mekarsari, Kecamatan Waled dan Desa Gebang Udik, Kecamatan Gebang. Ketinggian air masih di kisaran 20–70 cm.

Alex menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun, ada 7.860 jiwa atau 3.185 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di lima desa tersebut. "Banjir sempat membuat 507 warga mengungsi. Sebagian besar sudah kembali ke rumahnya masing-masing,’’ terang Alex.

Menurut Alex, banjir disebabkan hujan yang turun dengan deras dan durasi sangat lama. Akibatnya, sungai-sungai di desa tersebut meluap dan menggenangi permukiman warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement