Kamis 18 Feb 2021 19:45 WIB

Legislator: Strategi Penanganan Limbah Medis Harus Jelas

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kenaikan volume limbah medis sekitar 30-50 persen.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Limbah masker di TPS Dipo PLN Cililitan, Jakarta. Volume limbah medis mengalami kenaikan mencapai 30-50 persen atau 1.662,75 ton per Oktober 2020.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Limbah masker di TPS Dipo PLN Cililitan, Jakarta. Volume limbah medis mengalami kenaikan mencapai 30-50 persen atau 1.662,75 ton per Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX Netty Prasetiyani mengatakan strategi penanganan limbah medis harus jelas. Pernyataan itu menanggapi ada sebanyak 7.502 ton limbah medis di seluruh Indonesia selama pandemi Covid-19. 

"Siapa yang bertanggungjawab, skema koordinasi, dan pastinya membutuhkan infrastruktur pengolahan limbah serta dukungan anggaran, mengingat jumlah dan jenisnya yang besar," kata Netty kepada Republika, Kamis (18/2).

Baca Juga

Ia pun mempertanyakan ketersediaan pabrik yang mampu mengolah limbah medis bahan berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia. Kalau pun ada, jumlah dan kapasitasnya tidak mencukupi karena sampai saat ini sudah menumpuk 7.500 ton. 

"Apalagi proses vaksinasi mulai berjalan. Sudah pasti jumlah limbah akan naik terus," ujarnya.

Sejak awal Pandemi, ia mengaku sudah mengingatkan pemerintah terkait pengelolaan limbah medis. Apalagi dari data KLHK, pandemi Covid-19 telah menyebabkan kenaikan volume limbah medis sekitar 30-50 persen. 

Wakil Ketua Fraksi PKS itu menambahkan, selain limbah medis ini berbahaya bagi kesehatan, juga berpotensi disalahgunakan jika tidak dikelola dengan baik. Ia pun mengingatkan kembali adanya kasus vaksin dan obat palsu beberapa tahun yang lalu yang dibuat dari sisa-sisa limbah medis. 

"Kalau ini yang terjadi, tentu bakal menambah masalah di kemudian hari," ucapnya. 

Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat rekapitulasi timbunan limbah medis selama pandemi Covid-19. Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Sinta Saptarina mengungkapkan, ada sekitar 7.502,79 ton limbah medis dari seluruh Indonesia sejak awal pandemi hingga data terakhir 9 Februari 2021.

"Jadi sampai kemarin ini yang masuk kepada kami, ada google form-nya, sekitar 7.502 ton limbah medis," kata Sinta dalam Seminar Nasional "Peduli Limbah Medis' dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional yang disiarkan secara daring, Senin (15/2) lalu.

Ia mengingatkan, jumlah ini bisa bertambah dengan program vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Sebab, dari rencana 329,5 juta dosis vaksin Covid-19 yang dipesan pemerintah, potensi timbulan limbah medis vaksin mencapai 7.578.800 kilogram atau 7,578 ton. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement