Kamis 18 Feb 2021 17:33 WIB

Kendala Babinsa dalam Memperbanyak Tracing

Babinsa dan Babinkamtibmas agar meningkatkan penelusuran

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19, di RSUD Gunawan Mangunkusumo (RSUD Ambarawa), Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/2).
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19, di RSUD Gunawan Mangunkusumo (RSUD Ambarawa), Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Upaya memeperbanyak tracing (penelurusan) terhadap kontak erat pasien Covid-19, selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro telah efektif berjalan. Keterlibatan unsur Bhabinkamtibmas maupun Babinsa dalam memperbanyak penelusuran sangat mendukung di tugas- tugas petugas kesehatan desa/ kelurahan di lapangan.

Kendati begitu upaya untuk memperbanyak penelusuran bukan berarti tidak menemukan kendala di lapangan. Setidaknya, pengalaman tersebut terungkap saat Serka Choiriyanto, Babinsa Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang saat berdialog dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Di sela kunjungan untuk memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19, di RSUD Gunawan Mangunkusumo (RSUD Ambarawa), Kabupaten Semarang, Kamis (18/2), orang nomor satu di Provinsi jawa Tengah tersebut menyempatkan berdilog dengan salah seorang babinsa yang  diundang.“Pak, panjenengan sudah jadi tracer (red; petugas tracing)?,” kata gubernur, sesaat melihat tanda khusus yang terpasang di lengan kiri salah seorang Babinsa. “Nggih pak, sudah pelatihan seminggu lalu,” jawab Serka Choiriyanto, Babinsa yang dimaksud.

Gubernur pun kemudian menanyakan, apakah Babinsa tersebut sudah melakukan penelusuran di lapangan (lingkungan Kelurahan Kupang) dan berapa banyak yang ditemukan dalam upaya penelusuran tersebut. “Sudah pak, sehari bisa dapat lima dan bisa lebih,” jelasnya, menjawab pertanyaan gubernur lagi

Anggota TNI tersebut kemudian menceritakan kepada gubernur, perihal beberapa kendala yang dihadapi petugas  di lapangan. Kendala tersebut adalah saat sasaran karena  umumnya yang tidak bergejala masih beraktivitas.“Misalnya, saat dilakukan upaya tracing, anggota keluarga dari pasien terkonfirmasi Covid-19 tersebut sedang bekerja di luar rumah atau bahkan keluar lingkungan tempat tinggalnya,” jelas Serka Choiriyanto.

Kendati begitu, tanggungjawab penelusuran tetap dilaksanakan dan jika ditemukan di luar, maka ia akan berkoordinasi dengan petugas Puskesmas terdekat. “Jika ditemukan kasus demikian, maka saya berkoordinasi dengan petugas Puskesmas terdekat di mana sasaran tracing ditemukan,” jelasnya.

Mendengar itu, Ganjar memberikan apresiasi kepada Serka Choiriyanto yang telah semaksimal mungkin melaksanakan tanggungjawabnya. Namun, Ganjar meminta agar hasil penelusuran bisa ditingkatkan lagi. Harapan gubernur, paling tidak dalam sekali penelusuran Serka Choiriyanto bisa mendapatkan minimal 15 kontak erat.

Tak hanya kepada Serka Choiriyanto, kepada para Babinsa maupun Babinkamtibmas yang diperbantukan selama PPKM skala Mikro agar memperbanyak penelusuran. “Kalau bisa, dalam sehari bisa mendapatkan minimal 15 kontak erat dari pasien terkonfirmasi Covid-19 yang ada di wilayah masing- masing,” tegasnya.

Sehingga, jika lebih banyak sasaran yang ditemukan, maka akan lebih cepat pula penanganannya. “Harapannya, tentu agar Covid-19 tidak cepat menyebar ke mana- mana,” tambah gubernur.

Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan vaksinasi di RSUD dr Gunawan Mangunkusumo, diakui gubernur telah berjalan dengan baik. Laporan dari Kepala RSUD dr Gunawan Mangunkusumo, dr Choirul Anam menunjukkan pelaksanaan vaksinasi tahap I, progresnya sudah mencapai 95 persen.

Sedangkan untuk vaksinasi dosis kedua, cakupannya juga sudah mencapai sekitar 86 persen. “Mudah- mudahan rumah sakit milik daerah ini bisa berprestasi dalam mendukung program vaksinasi Covid-19 ini,” lanjutnya.

Tak lupa gubernur juga menyempatkan waktunya untuk menemui menemui sejumlah tenaga kesehatan (nakes) yang baru melaksanakan vaksin kedua. Karena sebelumnya tidak bisa akibat halangan seperti hamil hingga ada yang memiliki komorbiditas.

“Kalau kemarin (awal pelaksanaan vaksinasi tahap pertama) tidak bisa, sekarang kebijakannya sudah boleh. “Makanya yang kemarin tidak memenuhi syarat untuk divaksin, sekarang diundang lagi untuk mendapatkan vaksinasi. Maka ini akan membantu percepatan capaian vaksinasi tahap pertama dengan sasaran nakes,” tegasnya.

Tak hanya itu, Ganjar pun makin optimistis bahwa kesadaran masyarakat di wilayah Kecamatan Ambarawa juga semakin meningkat. Karena keterisian tempat tidur di Ruang ICU khusus Covid-19 di RSUD dr Gunawan Mangunkusumo Ambarawa juga telah menurun drastis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement