Sabtu 13 Feb 2021 23:15 WIB

Warga Myanmar Lanjutkan Aksi Unjuk Rasa Menolak Kudeta

..

Red: Mohamad Amin Madani

Aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Sabtu (13/2). (FOTO : EPA-EFE / LYNN BO BO)

Para pengunjuk rasa memegang plakat yang menyerukan pembebasan Penasihat Negara Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 13 Februari 2021. Orang-orang terus berdemonstrasi di seluruh negeri meskipun ada perintah yang melarang pertemuan massal dan laporan peningkatan penggunaan kekuatan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta. Militer Myanmar merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun setelah menangkap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint dalam serangan dini hari pada 01 Februari. (FOTO : EPA-EFE / LYNN BO BO)

Para pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes menentang kudeta militer di luar Kedutaan Besar China di Yangon, Myanmar, 13 Februari 2021. Orang-orang terus melakukan unjuk rasa di seluruh negeri meskipun ada perintah yang melarang pertemuan massal dan laporan peningkatan penggunaan kekuatan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta. Militer Myanmar merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun setelah menangkap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint dalam serangan dini hari pada 01 Februari. (FOTO : EPA-EFE/LYNN BO BO)

Para pengunjuk rasa berbaris sambil mengenakan kaos yang bertuliskan (FOTO : EPA-EFE / LYNN BO BO)

Para pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes menentang kudeta militer di luar Kedutaan Besar China di Yangon, Myanmar, 13 Februari 2021. Orang-orang terus melakukan unjuk rasa di seluruh negeri meskipun ada perintah yang melarang pertemuan massal dan laporan peningkatan penggunaan kekuatan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta. Militer Myanmar merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun setelah menangkap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint dalam serangan dini hari pada 1 Februari. (FOTO : EPA-EFE/LYNN BO BO)

Para pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes menentang kudeta militer di luar Kedutaan Besar China di Yangon, Myanmar, 13 Februari 2021. Orang-orang terus melakukan unjuk rasa di seluruh negeri meskipun ada perintah yang melarang pertemuan massal dan laporan peningkatan penggunaan kekuatan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta. Militer Myanmar merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun setelah menangkap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint dalam serangan dini hari pada 1 Februari. (FOTO : EPA-EFE/LYNN BO BO)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Perintah larangan aksi demo tidak digubris warga, gelombang aksi protes menentang kudeta militer terus berlanjut di Yangon, Myanmar, Sabtu (13/2), 

Warga Myanmar terus berdemonstrasi di seluruh negeri meskipun ada perintah yang melarang pertemuan massa. Polisi dilaporkan meningkatkan penggunaan kekuatan untuk menghadapi pengunjuk rasa anti-kudeta.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun setelah menangkap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint dalam serangan dini hari pada tanggal 1 Februari. 

 

 

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement