Kamis 11 Feb 2021 05:46 WIB

Anies Sebut Angka Kematian Covid-19 di DKI Rendah, Kok Bisa?

Total kematian Covid di Jakarta 4.725 orang atau 1,6 persen dari total kasus positif.

Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban Covid-19 di TPU Srengseng Sawah Dua, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, (2/2). Angka kematian Covid-19 di DKI Jakarta saat ini tercatat 1,6 persen dari total kasus positif. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban Covid-19 di TPU Srengseng Sawah Dua, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, (2/2). Angka kematian Covid-19 di DKI Jakarta saat ini tercatat 1,6 persen dari total kasus positif. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tingkat kematian akibat kasus Covid-19 di Ibu Kota sebesar 1,6 persen. Anies menyebut, salah satu penyebab tingkat kematian di Jakarta bisa serendah itu lantaran jumlah pelaksanaan testing di Jakarta cukup tinggi.

Baca Juga

"Perlu kami sampaikan di sini, di DKI Jakarta tingkat kematian itu 1,6 persen, salah satu sebab mengapa tingkat kematian itu bisa rendah karena pertama testing-nya tinggi sehingga terdeteksi awal," kata Anies di Polda Metro Jaya, Rabu (10/2).

Kedua, sambung Anies, kapasitas tempat isolasi mandiri di Wisma Atlet dan hotel-hotel cukup memadai. Sehingga, pasien yang terpapar virus corona dapat segera melakukan isolasi mandiri dab tidak menularkan orang-orang di sekitarnya.

"Yang ketiga adalah pertahanan terakhirnya cukup, yaitu fasilitas rumah sakit. Ini bukan sekedar tempat tidur, tapi juga tenaga medis, tapi juga sistem di dalam pengelolaan rumah sakitnya," jelas Anies.

Anies pun kembali mengimbau masyarakat agar memanfaatkan libur Imlek 2021 bersama keluarga di rumah. Ia meminta masyarakat untuk tidak bepergian, kecuali ada keperluan mendasar dan mendesak.

"Bila tidak mendasar, tidak mendesak, maka kurangi bepergian. Apalagi bepergian ke luar kota yang berada di dalam kendaraan selama beberapa jam," tutur dia.

"Bila ada satu saja di antara anggota keluarga yang terpapar tapi tidak bergejala, dia punya potensi menularkan kepada anggota keluarga lain yang bersama-sama di dalam perjalanan itu," imbuhnya.

Pada Rabu (10/2), DKI Jakarta mencatatkan tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 3.309. Sehingga, total pasien pandemi Covid-19 naik dari 300.406 kasus menjadi 303.715 kasus.

Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta di laman corona.jakarta.go.id, pertambahan kasus sebanyak 3.309 kasus itu merupakan hasil dari pemeriksaan usap (swab test PCR) pada sehari sebelumnya, yakni pada Selasa (9/2) sebagai temuan kasus hasil tes harian yang dilaporkan (temuan asli).

Tes PCR 9 Februari 2021 dilakukan terhadap 12.565 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 10.371 orang adalah yang baru dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 3.309 positif dan 7.062 negatif.

Khusus angka kematian, ada tambahan 44 orang atau 1,6 persen dari total kasus positif. Total kematian Covid-19 di Jakarta sendiri sebanyak 4.725 kasus.

Sementara itu, pasien sembuh dari paparan Covid-19 di Jakarta pada Rabu bertambah sebanyak 3.244 orang. Sehingga, total pasien sembuh naik dari 271.573 menjadi 274.817 orang.

Dengan total pasien sembuh sebanyak 274.817 orang itu, maka persentase kesembuhan mencapai 90,5 persen (naik dari sebelumnya 90,4 persen) dari jumlah total kasus positif Covid-19 saat ini sebanyak 303.715 kasus.

Pada Selasa (9/2), Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, jumlah kasus kematian Covid-19 secara nasional pada minggu ini mengalami penurunan hingga 32 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Hal ini menunjukan upaya perawatan atau treatment kepada pasien Covid-19 telah sesuai standar sehingga mampu menekan angka kematian.

“Saya minta agar capaian ini terus dipertahankan sehingga mereka yang dirawat dapat sembuh dari Covid-19,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (9/2).

Namun, Satgas mencatat terdapat lima provinsi dengan peningkatan angka kematian tertinggi yakni NTB, Maluku Utara, Jambi, Maluku, dan Aceh. Wiku menyampaikan, seluruh provinsi di Pulau Jawa tercatat sudah keluar dari lima besar kematian tertinggi. Kondisi ini pun menunjukan perkembangan yang membaik.

“Sebagai perbandingan, pada minggu lalu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta masih masuk ke dalam lima besar,” ujarnya.

Selain itu, Satgas mencatat kenaikan angka kematian juga mengalami penurunan yang signifikan, seperti di Aceh yang hanya naik satu kasus kematian namun tetap masuk dalam lima besar provinsi dengan penambahan kasus tertinggi.

“Ini artinya, 29 provinsi lainnya tidak mengalami kenaikan kematian mingguan. Ini adalah perkembangan yang sangat baik,” jelasnya.

Untuk terus menekan angka kasus kematian, Wiku pun meminta agar lima provinsi dengan penambahan kasus kematian tertinggi dapat memastikan layanan kesehatan untuk pasien Covid-19 telah sesuai standar.

“Angka kematian ini harus benar-benar kita tekan sehingga tidak ada kenaikan penambahan mingguan pada minggu-minggu ke depannya,” tambah Wiku.

photo
Indonesia dan Negara-Negara dengan 1 Juta Kasus Covid-19 - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement